Manaberita.com – ALINA Yogi bule asal Rusia nekat membuat foto tanpa di pohon keramat di Bali. Aksi nekatnya yang terekam dalam sebuah video tersebut langsung mendapat hujatan dari netizen di media sosial. Alina Yogi ternyata punya profesi menteren dan ia juga telah tinggal lama di Bali.
Viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan kemolekan tubuh Alina Yogi. Di dalam video tersebut bule Rusia ini tampak melenggak-lenggokkan badannya sambil bersandar pada pohon tersebut.
Melansir dari grid.id, Bukan cuma itu, Alina Yogi juga menngubah posenya seperti melakukan sesi pemotretan. Dalam video tersebut, Alina Yogi tak mengenakan sehelai pakaian pun.
Video itu direkam di sebuah pohon Kayu Putih yang terletak di kawasan Pura Babakan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Beredarnya video syur tersebut sontak membuat warga setempat geger.
Pasalnya, pohon tersebut dipercaya sudah berusia ratusan tahun dan masuk dalam kawasan suci Pura Babakan. Dalam video yang beredar, tampak bule perempuan itu menempelkan tumbuhnya ke pohon dengan bergaya bak model. Video tersebut direkam dari arah depan.
Tokoh asal Bali, Niluh Djelantik pun mengecam Alina Yogi karena telah berfoto bugil di pohon kramat yang dianggap suci oleh masayarakat setempat.
“BALI TIDAK PERLU TURIS SAMPAH,” tulis Niluh Djelantik dalam keterangan video Alina Yogi yang diunggah ulang melalui akun Instagramnya pada 3 Mei 2022 lalu. Niluh Djelantik menyebut bahwa pohon tersebut merupakan pohon kayu putih yang telah berusia 700 tahun. Tak hanya itu, pohon yang dianggap kramat ini terletak berada di belakang Pura Babakan.
“Kamu tahu pohon kayu putih yang telah berusia 700 tahun ini terletak di belakang Pura Babakan? Artinya apa? Pura ini masuk dalam lingkungan tempat suci. Kalau mau meditasi atau selfi silakan. Maksudmu apa??? Demi konten??? Kesucian pura jadi tercemar karena kelakuanmu,” tulis Niluh Djelantik.
Netizen terus membanjiri akun Instagram @alina_yogi dengan berbagai kecaman. Hal ini membuat Alina Yogi menutup kolom komentar Instagramnya. Bahkan, mereka meminta pihak imigrasi dan Polda Bali untuk menindak lanjuti kasus ini, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Setelah mendapatkan kecaman dan mengetahui apa yang ia lakukan itu salah, Alina Yogi langsung meminta maaf kepada para masyarakat Bali dan Instagram di akun Instagramnya.
Guru Yoga tersebut mengaku tidak tahu kalau pohon tersebut adalah pohon kramat yang dijaga kesuciannya oleh masyarakat setempat. Ia juga mengaku tidak ada niatan untuk mencemarkan tempat suci tersebut.
Setelah videonya viral dan jadi sorotan, Alina Yogi pun meminta maaf. Niluh Djelantik mengunggah ulang permintaan maaf Alina Yogi. Tampak Niluh Djelantik men-capture pesan dari Alina Yogi yang berisi ucapan minta maaf dan klarifikasi.
“DIMAAFKAN. Proses dari Imigrasi, Kepolisian dan sanksi adat jalan terus.
Kepada alina_yogi
Terimakasih untuk pesanmu. Permintaan maafmu kami terima. Perihal video telanjangmu, proses dari pihak Imigrasi dan kepolisian jalan terus. Ada aturan dan sanksi yang harus kamu hormati. Baik mengenai pelanggaran yang kamu lakukan maupun juga status izin tinggalmu, apakah kamu menggunakan visa turis atau memiliki izin resmi dalam menjalankan usahamu.
Upacara pembersihan Guru Piduka harus dilakukan oleh pihak desa, pertanggungjawabanmu kepada pihak prajuru desa dan masyarakat setempat. Tanggung semua biaya upacara tersebut dan ikuti prosesinya hingga selesai.
Dimana bumi kamu pijak, disana langit kamu junjung.
Sampaikan kepada semua teman-temanmu yang tinggal di Bali. Bahwa jika mereka menodai kesucian adat istiadat kami, melanggar peruntukan izin tinggal ( misal visa turis tapi malah bekerja/buka usaha di Indonesia) maka kami tidak akan segan-segan menindak dan melaporkan kepada pihak yang berwajib. Terimakasih.
Adapun isi pesan Alina Yogi sebagai berikut:
“Saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Bali dan Indonesia, saya menyesali perbuatan saya.
Saya sangat malu, saya tidak bermaksud menyinggung Anda dengan cara apa pun, sama sekali tidak ada pengetahuan tentang tempat ini.
Saya barusan berdoa di bawah Pohon dan langsung pergi ke kantor polisi untuk menjelaskan kejadian ini dan meminta maaf,”.
Pada laman instagramnya @alina_yogi, Alina Yogi tampak mengunggah foto dirinya sedang melakukan sembahyang di depan pohon kayu putih tempatnya berpose sebelumnya. Dia mengenakan busana lengkap warna putih dan kain berwarna biru.
Dalam biodata Alina Yogi yang viral, terkuak ia adalah seorang warga negara asing yang berasal dari negara Rusia. Ternyata bule Rusia ini punya profesi mentereng. Profesi Alina Yogi sendiri adalah salah seorang instruktur yoga. Dia juga sudah tinggal lama di Bali.
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, terkuak akun Tiktok Alina Yogi yang bernama @allie_alina. Kini namanya pun viral serta menghebohkan warganet Indonesia khususnya masyarakat Bali.
Kasus video Alina Yogi sendiri bermula dari suitan salah satu warganet Twitter yang bernama @plumpotatosack.
Dalam postingannya itu ada sebuah tangkapan layar yang berasal dari akun Instagram sekaligus Tiktok milik Alina Yogi. Pada cuitan itu, netizen menyaksikan Alina Yogi tengah melakukan sesuatu tidak pantas.
Di mana ia berfoto tanpa menggunakan busana di pohon keramat yang sudah berumur 700 tahun. Kabarnya pohon itu adalah pohon berjenis kayu putih yang berada di kawasan Pura Babakan.
Lewat postingan di sosial media, terungkap fakta Alina Yogi yang kini viral berikutnya. Pasalnya ia mengaku melakukan aksi nekatnya itu karena mendengarkan suara panggilan yang berasal dari leluhur.
Pada foto unggahan di Instagram, Alina menuliskan bahwa suara leluhur berada di jiwa, darah dan penampakan. Tetapi kini ia sudah menghapus tulisan di instagramnya tersebut.
Karena tindakan yang tidak pantas itu, ramai warganet melayangkan komentar pedas sebagai bentuk emosi serta kekesalannya terhadap Alina.
Perbekel Desa Tua, I Wayan Budiarta Putra sangat menyayangkan peristiwa tersebut. Namun, ia menduga pengambilan video itu bukanlah terjadi belakangan ini. Melainkan, diambil beberapa tahun lalu.
“Sudah tiang tanyakan ke lokasi juga, mungkin kejadiannya sebelum tiang di pemerintah desa (2019) itu. Mengingat sejak 2019 akhir lalu kamu sudah mulai penataan dan ada penjagaannya,” kata Budiarta saat dikonfirmasi Tribun-Bali, Rabu (4/5/2022).
Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak mengaku terkejut dengan adanya aksi tak senonoh bule tersebut. “Saya kaget saat sampai di kantor di Jalan Ratna ada pemberitahuan video tak senonoh yang dilakukan bule. Saya langsung menghubungi Ketua PHDI Tabanan dan beliau juga kaget,” katanya.
Dia pun telah berkoordinasi dengan pihak desa adat setempat dan Polres Tabanan untuk mencari bule tersebut. Hal ini lantaran perbuatan bule tersebut telah menodai kesucian kawasan Pura Babakan. “Yang pasti kejadian ini sudah membuat cemar, leteh,” ujar Kenak.
Kenak mengatakan, pihak Desa Adat Bayan wajib untuk melaksanakan upacara pembersihan kawasan pura tersebut. Selain itu, bule tersebut juga harus bertanggung jawab dengan cara menghadiri prosesi pembersihan dan meminta maaf.
“Minimal di kawasan itu ada pembersihan, secara skala dibersihkan dicuci, secara niskala dibersihkan dengan upakara (upacara). Minta maaflah kepada yang Maha Pencipta atas kejadian itu karena itu semua kelalaian kita,” ungkapnya.
Kenak pun membenarkan terkait kesucian pohon tersebut. Dia menjelaskan, penentuan kawasan suci sebuah pura dibagi menjadi tiga. Yakni Utama Mandala yang merupakan lokasi utama pura. Kemudian, Madya Mandala yang merupakan halaman pura. Lalu, Nista Mandala yang merupakan lingkungan luar pura.
Sementara, pohon Kayu Putih berusia ratusan tahun tersebut masuk dalam kategori Madya Mandala karena terletak di halaman pura. “Dari tokoh kami yang sudah (berumur) lebih dari setengah abad bilang memang pohon itu sudah berusia ratusan tahun,” terangnya.
(Rik)