MANAberita.com – BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan jika perempuan yang menodongkan pistol ke arah anggota Paspampres di dekat Istana Kepresidenan merupakan pendukung simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Diketahui, HTI sudah dilarang oleh pemerintah Indonesia lantaran menyebarkan paham khilafah yang tidak sesuai dengan Pancasila. etabs crack altair inspire crack cableguys halftime crack anticrash crack
Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid mengungkapkan aparat masih mendalami wanita tersebut bagian dari jaringan teror atau bergerak sendiri.
“BNPT sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal,” kata Nurwakhid, Rabu (26/10).
Nurwakhid mengatakan perempuan tersebut sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosial miliknya.
Sejauh ini pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi ihwal dugaan keterkaitan dengan aktor-aktor lain.
Nurwakhid mengatakan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan hal yang baru. Peristiwa tersebut mengingatkan pada ancaman bom di Istana Negara yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada 2016.
Ia menegaskan jika BNPT sudah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk dijadikan sebagai pengantin oleh kelompok teroris.
Menurutnya dalam jaringan teroris, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.
“Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan,” ujar dia.
(sas)