Manaberita.com – ANJING dari tim K9 Search and Rescue (SAR) Polri menemukan salah satu titik lokasi korban yang diduga masih tertimbun reruntuhan imbas gempa Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) lalu.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan titik korban itu berada di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jabar. Korban diduga tertimbun tanah longsor di sekitar lokasi.
“Satwa K9 Ari dengan pawang Bripda Debi, berhasil menemukan satu titik sumber bau yang diperkirakan terdapatnya korban,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (24/11).
Dedi menjelaskan proses evakuasi tidak memungkinkan untuk dilakukan pada Rabu (23/11) kemarin lantaran lokasi reruntuhan diguyur hujan deras sejak sore hari.
Sehingga tidak aman untuk dilakukan pelacakan lanjutan maupun evakuasi korban. Dedi mengatakan proses evakuasi korban akan kembali coba dilakukan pada hari ini.
“Hari ini tim gabungan melanjutkan proses tersebut dan akan terus berkoordinasi untuk mengevakuasi korban yang diduga ada di titik itu,” ujarnya.
Melansir dari CNN Indonesia, Selain faktor cuaca, Dedi mengaku petugas di lapangan juga mengalami kesulitan lantaran masih ada sejumlah desa yang terisolir akibat akses jalan yang terputus.
Dedi menerangkan Mabes Polri telah mengerahkan 27 personel gabungan dengan 10 ekor anjing pelacak atau K9 untuk mencari korban yang masih hilang imbas gempa sebelumnya.
Anjing Pelacak TNI AD
Bukan hanya dari K-9, TNI AD pun menurunkan anjing-anjing pelacak untuk membantu pencarian korban gempa di Cianjur.
“Kita masih melaksanakan pencarian kepada masyarakat yang hilang dengan menggunakan anjing pelacak juga, kita kerahkan,” kata Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen Agus Subiyanto usai membuka Rapat Paripurna-43 TMMD di Mabesad, Kamis (24/11).
Agus tak menyebutkan berapa jumlah anjing yang dikerahkan. Selain itu, ia menyebut masih ada ribuan personel yang diturunkan untuk membantu proses evakuasi.
“Hari ini mungkin kita akan tambah lagi supaya lebih cepat penanganannya,” katanya.
Selain tim evakuasi, TNI AD juga menurunkan tim psikologi untuk membantu pemulihan trauma psikologis bagi para korban gempa.
“Supaya lebih cepat penanganannya, trauma healing dan sebagainya,” katanya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu lalu mencatat sebanyak 40 orang masih hilang imbas gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di Cianjur.
Berdasarkan data terbaru, BNPB menyebut total korban dalam bencana tersebut telah mencapai 271 jiwa.
BNPB juga mencatat sebanyak 2.043 orang mengalami luka-luka dan 61.908 orang harus mengungsi.
Sebanyak 2.834 rumah warga dilaporkan rusak. Lalu 5 fasilitas kesehatan, 5 tempat ibadah, 13 fasilitas pendidikan rusak, hingga 2 jembatan terdampak.
(Rik)