Anggota Parlemen Lesotho Memperdebatkan Reklamasi Bagian Dari Afrika Selatan

Manaberita.com – PADA hari Rabu, anggota parlemen di Lesotho akan memperdebatkan apakah negara tersebut harus berusaha untuk merebut kembali sebagian besar tanah dari tetangganya yang tangguh, Afrika Selatan. Seluruh provinsi Free State di Afrika Selatan, yang berbatasan dengan Lesotho, serta sebagian dari empat wilayah tambahan diusulkan untuk dimasukkan ke dalam kerajaan pegunungan kecil dalam mosi yang dibuat oleh anggota parlemen oposisi.

Dilansir dari Aljazeera, Tsepo Lipholo, seorang anggota parlemen dari Gerakan Nyaman Basotho (BCM), mengatakan kepada wartawan sebelum debat, “Saya berharap setelah debat, negara kita akan dikembalikan kepada kita sebagaimana mestinya sejak lama.”. Basothos, suku Bantu dari Afrika selatan yang merupakan mayoritas besar di Lesotho, secara historis menghuni daerah yang disengketakan. Mosi tersebut didasarkan pada resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa dari tahun 1962 yang mengakui hak rakyat Lesotho yang saat itu bernama Basutoland atas kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri.

Baca Juga:
Truss Kemungkinan Akan Menang Setelah Konservatif Inggris Menyelesaikan Pemungutan Suara Untuk PM Baru

Di Majelis Nasional Lesotho yang memiliki 120 kursi, Lipholo adalah satu-satunya perwakilan BCM. Jika mosinya disetujui oleh majelis, prosedur yang mungkin mengakibatkan klaim teritorial menjadi undang-undang akan dimulai. Sebelum pemilihan nasional tahun lalu, isu utama kampanye partai dan isu panas dengan oposisi adalah kembalinya tanah Basothos. Pemerintah belum menanggapi situasi tersebut, tetapi sepertinya tidak akan berkelahi dengan tetangganya. Lesotho, yang berpenduduk dua juta jiwa, sangat bergantung pada perekonomian Afrika Selatan yang terletak tepat di dekatnya dan berpenduduk 60 juta jiwa.

[Bil]

Komentar

Terbaru