MANAberita.com – BEBERAPA waktu yang lalu, sempat dibuat heboh terkait kasus video penganiayaan remaja di Buleleng yang sempat viral di media sosial akhirnya berakhir dengan damai.
Selain berdamai, motif penganiayaan insiden yang terjadi di salah satu toko baju di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Sabtu (7/5/2022) juga terungkap.
Mengutip detikcom, Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya, Kamis (12/5/2022) membenarkan dengan perdamaian tersebut.
Dijelaskan, korban yang diketahui berinisial PES (14) dan pelaku berinisial GBT (17) asal Desa Petemon, Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng, itu sepakat untuk berdamai setelah berhasil dimediasi oleh pihak kepolisian dan pihak Desa Petemon pada Kamis (12/5/2022) sekitar jam 10 WITA.
“Kedua belah pihak masih di bawah umur. Sedangkan untuk kasusnya sendiri tidak dilaporkan di Polres Buleleng atau ke Polsek Seririt,’terang Sumarjaya, Kamis (12/5/2022).
Kata Sumarjaya, pertikaian antara korban dan pelaku telah diselesaikan secara musyawarah mufakat oleh aparat Desa Petemon.
Penyelesaian perdamaian diupayakan dengan mengedepankan Sipandu Beradat dan para pihak telah sepakat untuk berdamai” jelas Sumarjaya, Kamis (12/5/2022).
Sedangkan terkait motif, Sumarjaya menjelaskan, jika masalah ini dipicu adanya kesalahpahaman diantara kedua belah.
“Masalah di jalan karena sempat saling serempet,”imbuh Sumarjaya.
Usai saling pepet, keduanya (korban dan pelaku) juga dikatakan Sumarjaya sempat terjadi saling pandang dengan sinis yang akhirnya merasa tersinggung satu sama lain dan terlibat percekcokan yang berakhir dengan perkelahian.
“Sekali lagi permasalahan terjadi hanya karena salah paham saat di jalan saja, saling pandang terjadi cekcok dan berkelahi tidak ada masalah lain lagi” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah video penganiayaan seorang pria secara brutal viral di media sosial.
Penganiayaan terjadi di areal parkir salah satu toko baju di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali.
Sesuai video berdurasi 21 detik, seorang pria berjaket hitam, dan celana panjang abu tengah dipukuli dengan brutal di bagian wajah oleh seorang pemuda lainnya yang nampak mengenakan topi hijau, baju hitam dan celana pendek.
Korban dipukuli secara membabi buta di bagian wajah meski sudah dalam keadaan tersungkur.
Terlihat juga ada beberapa orang yang menyaksikan kejadian tersebut, sesekali terdengar ucapan dalam Bahasa Bali “pedalem anake ee” yang berarti kasian dia.
Meski terdengar suara untuk menyudahi penganiayaan, namun tidak ada seorangpun yang terlihat membantu melerai kejadian itu.
(sas)