MANAberita.com – BALITA berinisial N (3) di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) positif narkoba jenis sabu setelah meminum air yang diberikan oleh tetangganya.
Akibat permasalahan tersebut, N disebut sempat mengalami halusinasi, hiperaktif dan tidak bisa tidur selama dua hari. N sempat dikira kesurupan.
“Gejalanya itu dia aktif, tidak mau diam, mulutnya ngoceh terus dan tidak mau tidur, awalnya ibunya mikir anak ini kesurupan,” ucap Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur Rina Zainun, Sabtu (10/6).
Selain tidak bisa tidur, sang balita juga menunjukkan gejala lain yakni berkeringat dingin. Dia juga menolak diberi makan dan minum.
“Dari Selasa sampai Rabu itu tidak mau makan sama minum. Dan gejala lain dia berkeringat jagung di atas kapal, dan aroma keringatnya tidak sedap,” sebut Rina.
“Dia kelihatan enggak capek, walaupun tidak makan tidak minum terus enggak ngantuk. Terus matanya tuh terbuka lebar,” katanya.
Rina mengatakan balita itu juga suka memanjat. Sang balita juga selalu memungut sampah.
“Dia manjat-manjat. Manjat pohon ambil buah seperti halusinasinya jalan. Terus mengumpulkan sampah-sampah di ambal,” sambungnya.
Atas gejala-gejala itu, Rina langsung berkonsultasi dengan orangtua N untuk dilakukan tes urine. Kemudian pada Rabu malam (8/6), N akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Samarinda.
“Rabu malam saya koordinasi dengan Kabid Keperawatan Rumah Sakit jiwa. Akhirnya diarahkan periksa air kencing, satu jam setelah itu hasilnya keluar ternyata positif metamfetamin (narkoba),” ungkapnya.
Rina menjelaskan gejala yang dialami N terjadi usai ia meminum minuman yang diberikan oleh tetangganya. Minuman diberikan saat N dan orang tuanya M berkunjung ke rumah tetangganya pada Selasa sore (7/6).
“Anaknya itu kan kehausan, sama tetangganya ini diambilkan lah air minum di dalam botol yang isinya sudah setengah,” terangnya.
N sendiri saat ini dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda guna menjalani perawatan. Meski demikian gejala aneh tersebut masih terus dialami N saat dilakukan opname.
“Sampai dia di opname dipasang infus tetap begitu (aktif), jadi dari pihak rumah sakit memberikan buku gambar biar dia tidak ke mana-mana dan infusnya tidak terlepas,”pungkasnya.
(sas)