MANAberita.com – GERAI es krim Mixue saat ini tengah menjadi perbincangan lantaran gerainya yang kian menjamur di Indonesia.
Perusahaan asal Zhengzhou, Henan, China itu pertama kali membuka kedai di Indonesia pada 2020 lalu dengan gerai pertamanya di Cihampelas Walk, Kota Bandung. Saat ini kedai Mixue di seluruh Indonesia sudah lebih dari 300.
Adapun pemegang hak franchise Mixue Indonesia adalah PT Zisheng Pacific Trading. Selain di Indonesia, gerai Mixue juga tersebar di Vietnam. Hingga saat ini total kedai Mixue sudah lebih dari 20 ribu.
Dibalik maraknya kedai Mixue saat ini, siapa sangka bisnis itu dimulai dengan modal yang sedikit.
Melansir Foodtalks, Rabu (28/12), Mixue pertama kali didirikan oleh Zhang Hongchaio pada 1997. Modal awal untuk membangun bisnis itu adalah sebesar 4.000 yuan atau setara Rp9 juta (asumsi kurs Rp2.252 per yuan).
Hongchaio pun meminjam modal tersebut dari sang nenek. Hongchaio yang saat itu masih menjadi mahasiswa memulai bisnis Mixue dengan menjual es serut.
Karena modal awal yang terbatas, peralatan toko juga sangat sederhana, hanya dengan lemari es, beberapa bangku, dan meja lipat.
Bahkan mesin es serut untuk produksi dirakit oleh Zhang Hongchao dengan membeli motor, turntable, dan Cutter. Produk utama toko ini juga sangat terbatas, hanya es serut, es krim, dan smoothie. Setelah bisnis berangsur-angsur membaik, Hongchao mulai menjual milk tea.
Seiring berjalannya waktu, bisnis Mixue pun berkembang. Pada 2007, Zhang Hongchao membuka hak waralaba. Tahun itu, lusinan toko dibuka dengan cepat di Provinsi Henan, tempat kantor pusat berada.
Pada tahun 2008, Mixue Bingcheng secara resmi didirikan sebagai sebuah perusahaan, dan jumlah toko waralaba melebihi 180. Lalu, pada 2010 Mixue Bingcheng memilih untuk bekerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd. untuk mengembangkan waralaba di seluruh negeri.
Dua tahun setelahnya, Mixue Bingcheng mulai membangun pabrik pusat untuk menguasai rantai pasok dan mencapai swasembada. Kemudian pada 2014, perusahaan mendirikan pusat logistik di Kota Jiaozuo, Provinsi Henan, untuk mengirimkan materi gratis kepada seluruh cabang.
Dengan pusat pergudangan dan logistiknya sendiri, siklus transit Mixue Bingcheng telah dipersingkat dan biaya inventaris serta biaya penyimpanan bisa dipangkas. Hal ini menjadikannya merek minuman pertama di China yang pengiriman logistiknya gratis.
Mixue BingCheng juga melalui upayanya sendiri untuk membuka jalur pengadaan bahan baku, area produksi teh, dan pabrik produksi bahan baku. Oleh karena itu, biaya bahan bakunya sekitar 20 persen lebih rendah daripada kompetitor.
Pada titik ini, dari bahan mentah hingga logistik, dan kemudian ke toko waralaba, lingkaran tertutup bisnis milik Mixue Bingcheng telah resmi dibentuk. Pengoperasian langsungnya dengan model waralaba juga dengan cepat membuka pasar baru.
(sas)