Malu Punya Anak Cacat, Pria di Karangasem Bali Banting Putranya Hingga Patah Tulang

  • Kamis, 01 Agustus 2019 - 13:57 WIB
  • Kriminal
Ilustrasi kekerasan anak

Ilustrasi kekerasan anak 

MANAberita.com — SEORANG laki-laki berinisial KA asal Desa Manggis, Karangasem, Provinsi Bali diduga tega melakukan penganiayaan terhadap buah hatinya sendiri PSM, 11, di rumahnya.

Akibatnya, tulang paha kiri PSM patah. Disebut, sudah bertahun-tahun KA berperilaku kasar terhadap darah dagingnya sendiri.

Menurut keterangan sumber koran ini, KA sudah sempat dimintai klarifikasi oleh Unit Reskrim Polres Karangasem, Jumat malam (26/07), sejak perilaku kejinya melakukan KDRT terendus. Sayangnya, terduga pelaku KA sedikit pun tak mengakui perbuatannya.

“Nggak ngaku, malah anaknya ini dikatakan jatuh dari pohon, sampai dia menghadirkan beberapa saksi tetangganya yang tidak tahu apa-apa untuk mengakui anaknya jatuh,” ujar sumber yang enggan menyebutkan namanya, melansir Bali Express.

Baca Juga:
Ibu Minggat, Gadis Berusia 13 Tahun Ini Jadi Tulang Punggung Adik-Adiknya, Cuma Ditinggalin Uang 50 Ribu

Sumber tersebut menyampaikan bahwa kejadian saat itu bermula ketika adik korban tengah rewel karena sedang sakit. Korban yang sedang makan menjadi pelampiasan emosi KA.

“Jadi korban ini memang sering gangguin adiknya. Tapi pada hari kejadian itu, korban tidak mengganggu adiknya. Adiknya kan sedang sakit. Singkatnya, korban waktu itu sedang makan. Lalu pelaku ini marah dengan mengatakan korban gangguin adiknya,” urai sumber di kepolisian.

Dijelaskan pula, KA sempat melontarkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan sebagai seorang ayah. Hingga KA menghajar darah dagingnya sendiri dengan keji.

Baca Juga:
Bunuh Anaknya, Wanita di Palembang Mengaku Sebagai Titisan Nabi

“Intinya malu karena kondisi kaki korban pincang dan mengecil sebelah,” ungkap sumber koran ini.

Padahal, kaki yang dibilang pincang tersebut, juga merupakan efek dari penganiayaan yang dilakukan KA dua tahun lalu. Sehingga ada masalah di bagian otot pinggul korban dan berakibat salah satu kakinya tidak berkembang sempurna.

“Korban dibanting, dipukul pakai tangan kosong itu, sampe tulang paha patah. Tulang paha kan tulang paling besar dalam tubuh kita, sampai bisa patah, saya nggak bisa bayangkan. Kena selangkangannya juga, sebelum itu kan juga dipukul pakai kawat gantungan baju bagian punggungnya,” ujar sumber. (Alz)

Komentar

Terbaru