MANAberita.com – PIHAK Kepolisian membeberkan alasan menembakkan gas air mata ke arah suporter usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10).
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan awalnya pertandingan berjalan lancar. Namun ketika laga berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan langsung turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official. Menurut Nico, pendukung Arema FC itu melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan.
“Karena gas air mata itu, mereka pergi ke luar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen,” katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut jika gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang, dilepaskan karena penonton mengejar pemain sepak bola.
Mahfud menyebut sekitar 2.000 orang turun untuk mengejar para pemain. Sasarannya para pemain dari kedua klub sepak bola yang bertanding, yakni Arema dan Persebaya.
“Ada yang mengejar Arema karena merasa kok kalah. Ada yang kejar Persebaya. Sudah dievakuasi ke tempat aman. Semakin lama semakin banyak, kalau tidak pakai gas air mata aparat kewalahan, akhirnya disemprotkan,” kata Mahfud, Minggu (2/9).
Akibat dari insiden tersebut, 127 orang tewas, termasuk dua anggota kepolisian. Dari keseluruhan korban, 34 di antaranya tewas di tempat, sementara sisanya meninggal ketika mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Nico mengungkapkan jika saat ini, sekitar 180 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang. Bupati Malang, M. Sanusi, menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh pemerintah.
Selain korban jiwa, tercatat 13 unit kendaraan mengalami kerusakan, 10 di antaranya milik Polri.
(sas)