MANAberita.com — MENGHARUKAN, bapak ini memperjuangkan nasib anaknya yang saat ini tengah dalam keadaan lumpuh total terbaring lemas di RSUD dr Saiful Anwar Malang. Diketahui bapak ini adalah Suyanto (58) asal Desa Sumberjo Kulon Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Dengan berjalan kaki sembari tubuhnya dikalungi selebaran kertas yang bertuliskan “Anakku Korban Suntik Rubella, Menuntut Keadilan Untuk Anakku Wildan”. Kurang lebihnya tulisan tersebut berbunyi seperti itu dan ia berjalan kaki dari Gedung GNI Kota Kediri hingga menuju Dinas Kesehatan Kota Kediri tepatnya di Jalan RA. Kartini No 7.
Lantas yang menjadi pertanyaan besar, apa yang menjadi latar belakang serta masalah yang dialami oleh bapak ini.
Melansir Yuni Rusmini, Suyanto (ayah korban) mengaku bahwa anaknya yang bernama Wildan (12) Santri dari Pondok Lirboyo Kota Kediri, mengalami kelumpuhan pada organ tubuh bagian kedua kaki dan kedua belah tangannya setelah dilakukannya suntik imunisasi pada saat itu.
“Kejadiannya adalah pada hari Jum’at (24/10). Dimana anak laki-laki saya ini bernama Wildan pada saat itu tengah dilakukan suntik imunisasi yang berlokasi di Pondok Lirboyo Kota Kediri (Wildan adalah santri dari Pondok Lirboyo Kota Kediri). Setelah dilakukannya suntik imunisasi, anak saya malam harinya mengeluhkan kedua kaki dan tangannya sulit untuk digerakkan.
Dan selang waktu 2 hari setelah mendapat kabar tersebut saya berkunjung ke Pondok dan langsung membawa anak saya ke Puskesmas Campurejo. “Saat itu anak saya telah dalam keadaan lumpuh tak dapat bergerak sama sekali,” kata Suyanto saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Masih kata Suyanto menjelaskan kembali kronologi cerita, Setelah dibawa ke Puskesmas Campurejo, ternyata pihak Puskesmas tidak mampu untuk menangani dan merujuk ke rumah sakit.
“Pihak puskesmas tidak mampu untuk menangani anak saya, dan saat itu juga langsung saya bawa ke RSUD Tulungagung. Singkat cerita pihak rumah sakit Tulungagung juga menyuruh kami untuk merujuk ke rumah sakit lain karena terkait dengan fasilitas yang kurang memadai. Sehingga pada Senin (29/10) anak saya kembali dirujuk di RSUD dr Saiful Anwar Malang hingga saat ini. Sementara kondisi anak saya juga masih lumpuh total,” ungkap Suyanto dengan menangis.
Sementara itu tujuan Suyanto mendatangi Dinas Kesehatan Kota Kediri menuntut terkait pertanggung jawaban Dinas Kesehatan dan meminta bantuan terhadap biaya-biaya pengobatan hingga anaknya sembuh.
“Kedatangan saya kemari menuntut serta meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan untuk membiayai biaya pengobatan anak kami yang saat ini tengah di rawat di RSUD dr Saiful Anwar Malang. Karena diketahui biaya pengobatan sejauh ini sudah mencapai 127 juta rupiah. Sementara pihak BPJS hanya mampu membiayai sebesar 17 juta rupiah saja. Jika kami disuruh membayar biaya sebesar itu, kami merasa bingung. Uang dari mana untuk mencari sabanyak itu,” beber Suyanto.
Sementara itu Suyanto berhasil ditemui oleh Dr. H. Rizal Amin perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Dalam pertemuan tersebut Rizal Amin mengaku menerima dengan baik terkait aspirasi dan juga keluhan yang disampaikan oleh Suyanto.
“Kami menerima aspirasi serta menjadi keluhan dari saudara bapak Suyanto. Namun saya sendiri tidak bisa serta merta untuk memutuskan terkait kebijakan dalam perihal ini. Akan tetapi berdasarkan arahan dari Kepala Dinas Kota Kediri melalui telfon (Kepala Dinas tidak ada ditempat), bahwa beliau ingin bertemu secara langsung dengan Suyanto. Dijadwalkan besok Selasa (06/11), akan dilakukan koordinasi serta pembahasan lebih mendalam terhadap korban,” terangnya.
Diketahui berdasarkan pengakuan dari ayah korban. Anaknya tersebut tak pernah mempunyai penyakit kronis. Namun satu hari sebelum korban ini disuntik, anak ini memang baru saja sembuh dari sakit panas dan juga masalah pencernaan (diare).
“Anak saya tak pernah memiliki riwayat penyakit kronis. Namun satu hari sebelum dilakukan suntik imunisasi, anak saya memang dalam keadaan baru sembuh penyakit panas dan gangguan pencernaan,” jelas Suyanto. (Zee)