MANAberita.com — Hampir 2 bulan sudah Andriana Yubelia Noven Cahya (18) meninggal lantaran ditusuk orang misterus di sebuah gang tak jauh dari rumahnya di Jalan Riau, Kelurahan Barangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Bogor.
Andriana menghembuskan nafas terakhirnya di lokasi kejadian. Peristiwa memilukan itu terjadi pada 8 Januari 2019 lalu.
Meskipun demikian, pelaku pembunuh siswi SMK itu masih juga belum tertangkap. Padahal, aksi pelaku terekam CCTV yang ada disekitar lokasi kejadian.
Melansir Tribun Medan, saat ini sudah 28 saksi yang telah dimintai keterangan.
Meski telah memeriksa para saksi namun polisi belum menemukan titik terang terhadap kasus tersebut, begitupun dengan Identifikasi pelaku yang sampai saat ini belum diketahui.
“Kita sudah periksa 28 saksi dari internal maupun eksternal tapi belum menjurus kepada pelaku. Kita masih analisa keterangan-keterangan saksi,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jawa Barat Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
Kendala pengungkapan kasus ini dikarenakan minimnya saksi yang melihat langsung kejadian tersebut.
Meski aksi pelaku terekam closed circuit television (CCTV), namun kualitas gambar yang dinilai kurang bagus membuat wajah pelaku kurang jelas terlihat.
“Wajah pelaku di CCTV tidak jelas karena kualitas video kurang bagus,” ucapnya.
Meski begitu, polisi berupaya membuat sketsa wajah dengan menyinkronkan petunjuk yang ada yakni dari keterangan para saksi dengan uji digital forensik CCTV yang didapatkan.
“Dalam kasusnya tetap proses penyidikan. Kita ketahui fakta kejadian itu berupa petunjuk CCTV, kejadian itu tidak ada saksi yang melihat saat locus tempo delictinya, tak ada saksi lain,” kata Wisnu.
Adapun petunjuk CCTV sendiri kini sedang dalam uji digital forensik.
Sedang sembilan saksi yang sudah dimintai keterangan tidak mengetahui siapa pelaku penusukan tersebut.
“Sembilan saksi itu yang menemukan (korban), berarti pasca-kejadian,” ujarnya.
Dari sejumlah alat bukti yang didapatkan, polisi sudah melakukan visum secara scientifik, uji digital dan teknik lainnya.
“Menganalisa dari semua alat bukti TKP dan petunjuk saksi, dari situ kita mengarah proses selanjutnya sketsa wajah digabungkan alat bukti TKP dan saksi petunjuk sesudah kejadian untuk sketsa wajah karena kita tak bisa menggambar satu keterangan,” tuturnya.
Setelah didapatkan sketsa wajah, polisi kemudian akan mencari identitas dari pelaku.
“Kita optimis sajalah, Polda Jabar backup. Skesta wajah ini butuh keterangan saksi petunjuk dan digital forensik di CCTV tadi,” pungkasnya.
Terbaru, Kepolisian akan meminta bantuan Federal Bureau of Investigation ( FBI) untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap Andriana.
Kepala Polda Jawa Barat Agung Budi Maryoto mengatakan, FBI memiliki alat digital yang bisa memperjelas hasil rekaman kamera pengawas CCTV.
Agung menyebut, hal itu diperlukan untuk mempermudah polisi mengenali wajah pelaku penusukan tersebut.
“Iya, kita akan bekerjasama dengan FBI untuk minta bantuan dari digitalnya, dari teknologinya. Kita akan minta bantu,” ucap Agung.
Sebelum meminta bantuan FBI, sambung Agung, pihaknya terlebih dulu akan mengirim surat kepada Mabes Polri meminta persetujuan.
Setelah disetujui, lanjut dia, Mabes Polri akan mengirimkan surat permohonan kepada badan investigasi negeri Paman Sam itu.
“Untuk bisa membuka yang ada di CCTV itu kan dimungkinkan di Amerika punya alat itu. Jadi kalau sekarang kita sulit karena memang kabur (gambar tidak jelas), jadi kita tidak bisa berandai-andai, kita harus utamakan digital forensik,” sebutnya. (Ila)