MANAberita.com – NATO dan Amerika Serikat telah mempersiapkan pasukannya jauh-jauh hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina benar-benar terjadi.
Melansir dari Detiknews.com, pengiriman pasukan tersebut ditujukan untuk menjamin keamanan Ukraina.
Tentara AS
Dilansir AFP, pada 2 Februari 2022 lalu, AS telah mengerahkan sekitar 2.000 tentara Divisi Lintas Udara untuk membantu melawan invasi Rusia. Adapun dari jumlah itu, sekitar 1.700 tentara AS bersiap siaga di Polandia, sementara sisanya disiagakan di Jerman, yang menjadi markas pasukan AS di Eropa.
Beberapa hari setelahnya, AS kembali mengirim 3.000 tentara tambahan ke Polandia. Tentara tersebut berasal dari Divisi Lintas Udara ke-82, yang merupakan pasukan reaksi cepat utama dalam militer AS, telah ditempatkan dalam kondisi siaga sejak akhir Januari lalu atas permintaan Presiden Joe Biden.
“Semuanya, sebanyak 5.000 personel tambahan ini terdiri atas kekuatan dengan mobilitas tinggi dan sangat fleksibel, yang mampu melakukan banyak misi,” sebut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya.
“Mereka dikerahkan untuk memberi jaminan kepada sekutu-sekutu NATO kita, menangkal setiap potensi agresi apapun terhadap sayap timur NATO, berlatih dengan pasukan negara tuan rumah, dan berkontribusi pada berbagai kemungkinan,” imbuhnya.
Sebanyak 5 ribu tentara itu menjadi tambahan bagi sekitar 80.000 tentara AS yang sudah ditugaskan di kawasan Eropa, baik di pangkalan permanen maupun secara bergilir.
Pasukan NATO
Dilansir Sky News, diketahui aliansi NATO memiliki 40.000 tentara, pelaut dan penerbang yang siap secara permanen untuk dimobilisasi dalam krisis. Pasukan Respons NATO atau NRF menempatkan sekitar 8.500 tentara dalam “kewaspadaan tinggi” untuk dikerahkan ke Eropa.
NATO menegaskan tidak memiliki “rencana” untuk mengirim pasukan aliansinya langsung ke Ukraina, yang bukan anggotanya. Namun pihaknya akan memperkuat sayap timur dan tenggara mereka dengan lebih banyak pasukan.
Diketahui NRF menarik para prajurit dan para wanita dari seluruh anggota aliansi NATO yang terdiri dari 30 negara.
Mereka ditempatkan di darat, udara, laut atau dalam operasi khusus selama periode 12 bulan, di mana selama waktu itu mereka adalah responden pertama dalam keadaan darurat, misalnya ancaman militer hingga bencana alam. Namun hingga saat ini, NRF tidak disiapkan untuk menangkal ancaman Rusia.
Selain pasukan darurat, NATO juga memiliki pasukan yang beroperasi di sisi timur dan tenggaranya, baik di darat, di laut dan di udara untuk mencegah agresi Rusia.
Ada empat kelompok penting – masing-masing dengan sekitar 1.000 tentara – yang berbasis di negara-negara Baltik di Estonia, Latvia dan Lituania, dan juga di Polandia.
Adapun Inggris memimpin grup pertempuran di Estonia, Kanada memimpin Latvia, Jerman memimpin di Lithuania, dan AS memimpin grup pertempuran di Polandia.
Dalam mekanisme serangan militer ke negara sekutu NATO, akan diterapkan pasal 5 dalam perjanjian pendiri NATO, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua.
Perjanjian itu akan memungkinkan aliansi untuk memanfaatkan militer individu masing-masing negara – kekuatan total sekitar 3,5 juta personel militer.
Namun kekuatan setingkat itu hanya akan benar-benar dikerahkan jika terjadi bahaya eksistensial pada tingkat perang dunia ketiga.
[SAS]