Rusia Putus Listrik di Kota Strategis Ukraina Dekat Crimea, Mariupol

MANAberita.com – DILANSIR dari KOMPAS.com, pasokan listrik terputus di kota Mariupol, Ukraina tenggara, menyusul invasi Rusia di wilayah sekitar Laut Azov, Selasa (1/3/2022).

Hal tersebut disampaikan kepala wilayah Mariupol, Pavlo Kyrylenko, dikutip dari AFP.

“Mariupol dan Volnovakha adalah milik kita!” tulis Kyrylenko di Facebook. “Kedua kota itu berada di bawah tekanan dari musuh tetapi mereka bertahan.”

“Di Mariupol, aliran listrik telah diputus dan kota ini tanpa listrik.”

Kedua kota tersebut terletak di antara wilayah yang dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia dan semenanjung Crimea yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014. Pasukan Rusia berupaya menguasai kedua kota itu.

Mariupol, kota pelabuhan penting yang berpopulasi 400.000-500.000 orang, diserang sejak invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu. Adapun Volnovakha memiliki populasi sekitar 20.000 jiwa.

Jatuhnya Mariupol “akan memungkinkan kesinambungan teritorial antara wilayah Rostov-on-Don dan Crimea”, kata seorang sumber militer Perancis yang menolak disebutkan namanya kepada AFP.

Baca Juga:
Brimob Gadungan Tipu 9 Wanita Hingga Ada Yang Hamil

Ini akan memberi Rusia kesempatan untuk menyerap atau mencaplok seluruh timur Ukraina, kata sumber itu.

Denis Pushilin pemimpin pemberontak di Ukraina timur yang mengepalai Republik Rakyat Donetsk mengatakan kepada televisi Pemerintah Rusia pada Senin (28/2/2022), pasukan yang didukung Rusia akan mengepung Mariupol pada akhir hari itu.

“Tugas hari ini adalah mengepung Mariupol secara langsung,” katanya di jaringan Rossiya 24, menurut sejumlah kantor berita.

Baca Juga:
Korban Robot Trading Net89 Laporkan Atta Halilintar ke Bareskrim

Seorang pemimpin militer di wilayah separatis juga berkata, pasukannya akan membangun dua koridor sipil untuk evakuasi warga dari kota.

Mariupol sempat diduduki oleh separatis pro-Rusia ketika pertempuran pecah dengan tentara Ukraina pada 2014, menyusul demonstrasi jalanan bersejarah yang menggulingkan presiden pro-Kremlin, Viktor Yanukovych.

[SAS]

Komentar

Terbaru