Manaberita.com – SURIAH, di mana konflik sejak 2011 telah menjerumuskan hampir 60 persen populasi ke dalam kekhawatiran pangan, Ramadhan bagi banyak orang telah menjadi pengingat menyakitkan akan masa lalu yang lebih baik.
Dilansir France24, harga minyak goreng naik lebih dari dua kali lipat sejak dimulainya perang Ukraina dan dijual dalam jumlah terbatas.
Pemerintah Suriah, tidak luput dari statusnya sebagai sekutu setia Moskow, juga menjatah gandum, gula, dan beras.
“Saya pikir Ramadhan lalu akan menjadi yang paling hemat,” kata Basma Shabani, seorang warga Damaskus berusia 62 tahun, mengingat kembali setahun yang juga dirusak oleh pandemi Covid.
“Tapi sepertinya tahun ini kami akan menghapus lebih banyak hidangan kami.
“Kami tidak mampu lagi membeli lebih dari satu jenis hidangan di meja kami dan saya khawatir di masa depan bahkan hidangan yang satu ini akan berada di luar jangkauan kami.”
[Bil]