MANAberita.com – KEMATIAN empat anggota keluarga di perumahan di Kalideres, Jakarta Barat, masih menyisakan teka-teki.
Hampir dua pekan sejak jasad ditemukan, polisi masih belum mengambil kesimpulan penyebab kematian keluarga tersebut.
Berikut ini fakta terbaru terkait kasus kematian keluarga di Kalideres berdasarkan hasil penyelidikan terakhir kepolisian.
Temuan Susunan KTP
Polisi menemukan empat kartu tanda penduduk (KTP) yang tersusun rapi di lokasi kejadian.
Namun, polisi menyatakan masih akan mencocokkan data di dengan identitas para korban yang ditemukan tewas di rumah tersebut.
“Kami harus memastikan bahwa mayat ini, jenazah ini memang apa yang ada di KTP itu, kita harus pastikan betul. Jangan sampai kita gegabah,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Senin (21/11).
TKP Tidak Steril
Menurut polisi, TKP rumah milik satu keluarga yang ditemukan tewas sudah tidak steril saat polisi kali pertama mendapat laporan dan tiba di lokasi.
Sebab, warga yang kala itu ikut masuk rumah untuk membantu mengevakuasi korban, justru menaburkan kopi di dalam rumah.
Hengki menyebut kondisi itu cukup mengganggu proses penyelidikan. Dia menuturkan kopi yang ditaburkan oleh warga itu juga menyulitkan kerja dari tim kedokteran forensik.
“Ini agak kacau, mungkin kemaren kedokteran forensik melihat, ini mengganggu karena banyaknya kopi yang disebar,” katanya.
Lampu Rumah Sudah Dicopot
Selain itu, Hengki menyebut bahwa lampu rumah tersebut juga sudah dicopot saat polisi kali pertama mendatangi lokasi kejadian. Polisi juga menemukan kapur barus dan sejumlah tumpukan sampah yang tidak dibuang.
Dari hasil penyelidikan, keluarga itu rupanya juga telah meminta aliran listrik ke rumah itu diputus sejak 4 Oktober.
“Pada 4 Oktober ternyata dari dalam rumah menyampaikan kepada petugas listrik untuk memutus jaringan listrik. di dalam masih ada penghuni di dalam rumah,” katanya.
Polisi Kesulitan Ungkap Motif
Hengki mengaku polisi kesulitan mengungkap tabir atau motif di balik kasus tersebut. Hampir dua pekan setelah mendatangi lokasi kejadian, dia mengungkap sejumlah kendala proses penyelidikan.
Pertama, butuh waktu lama untuk memeriksa sampel organ dari keempat jasad korban. Kedua, jasad korban sudah mengalami mumifikasi.
Mumifikasi merupakan perubahan yang terjadi pada mayat karena penguapan cairan jaringan, sehingga proses pembusukan oleh bakteri yang terdapat dalam saluran pernapasan dan pencernaan terlambat. Ini menyebabkan tubuh menjadi kering dan susut, kulit berwarna kehitam-hitaman, keras, dan kaku.
Karenanya, kata Hengki, para ahli tengah bekerja keras untuk bisa mencari petunjuk soal penyebab kematian korban.
Selain itu, menurut Hengki, motif di balik kematian ini merupakan sebuah teka-teki yang rumit.
“Terkait dengan motif, ini teka teki yang rumit namun yakin ini bisa kita pecahkan, namun memang butuh kehati-hatian,” kata Hengki.
“Jadi puzzlenya semakin dalam mengapa yang bersangkutan ini jual mobil, jual barang-barang itu untuk apa dan sebagainya,” imbuhnya.
(sas)