Mbah Slamet, Dukun 4.0 Gandakan Uang dan Fenomena Flexing

  • Rabu, 05 April 2023 - 19:27 WIB
  • Nasional

MANAberita.com – KASUS penipuan dengan modus kesaktian menggandakan uang kembali terulang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Tak hanya penipuan, tetapi juga pembunuhan. Pelaku yang dikenal dengan nama Mbah Slamet, membunuh kliennya yang rewel lantaran ia tak kunjung menunjukkan kesaktian dengan melipatgandakan uang.

Kriminolog Soeprapto penipuan bermodus penggandaan uang terjadi karena dua faktor, yakni ekonomi dan sosial.

“Sebagian masyarakat masih bersifat seperti sumbu kompor yang selalu ingin naik ke posisi tertinggi dalam strata atau pelapisan sosial,” ujar Suprapto, Rabu (5/4).

Ada kalangan yang ingin menggandakan uangnya karena masih belum puas. Lantaran tak bisa cepat dengan cara yang ditempuh selama ini, kalangan tersebut lantas mencoba ke orang yang dianggap sakti.

Dalam kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, sejauh ini sudah ada 12 jasad yang ditemukan tak jauh dari kediaman Mbah Slamet. Dia mengaku melakukan pembunuhan sejak 2020.

Mbah Slamet mengklaim bisa menggandakan uang hingga Rp5 miliar dari Rp70 juta yang diberikan secara bertahap. Namun, uang korban digunakan Slamet untuk membayar utang pribadinya.

“Saya janjikan uang itu bisa digandakan sampai Rp5 miliar, sedangkan uang dari korban saya gunakan untuk bayar utang,” ujar Mbah Slamet dikutip Antara, Senin (3/4).

Pengamat sosial lainnya Achmad Hisyam juga mengatakan hal serupa. Dia mengatakan era sekarang juga membuat orang-orang ingin lebih cepat mendapat kekayaan buntut fenomena pamer kekayaan di media sosial.

Baca Juga:
‘Kesempatan Bersejarah’ Untuk Membentuk Kembali Timur Tengah, Kata Assad di Suriah

Walhasil, ada kalangan yang ingin menempuh jalur klenik agar bisa lebih cepat merasakan kekayaan serta memamerkannya di media sosial.

“Banyak orang yang pamer harta kemewahan atau flexing di media sosial seperti di Instagram. Korban ingin juga merasakan kemewahan itu sehingga mencoba gandakan uang,” ujar Hisyam.

Hisyam juga menyoroti faktor pendidikan kalangan yang masih percaya dengan dukun pengganda uang. Menurutnya, itu juga jadi salah satu alasan mengapa dukun pengganda uang masih dicari orang meski yang mereka lakukan sama sekali tidak ilmiah.

Baca Juga:
Peringati Hari Ayah, Seorang Anak Justru Bacok Ayahnya Hingga Tewas

Kriminolog Universitas Indonesia Vinita Susanti juga menilai para pelaku yang mengklaim memiliki keahlian khusus dalam mempengaruhi korban sehingga kedok mistis masih efektif di era digital.

“Logika dikalahkan oleh mau cepat kaya dan tidak belajar dari pengalaman orang. Jadi mereka gambling atau coba-coba lalu percaya dengan kemampuan si pelaku yang meyakinkan,” ucapnya.

(sas)

Komentar

Terbaru