4 Fakta Siswa SMA Taruna Indonesia Palembang yang Tewas Saat MOS

  • Minggu, 14 Juli 2019 - 12:00 WIB
  • Kriminal
Delwyn Berli

Delwyn Berli

MANAberita.com – DELWYN Berli (14), seorang siswa Sekolah Taruna Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, tewas usai mengikuti kegiatan orientasi yang berlangsung selama satu pekan, Sabtu (13/07).

Kabar tewasnya DBJ itu disampaikan langsung pihak sekolah kepada Aswin (46), yang merupakan paman korban.

Melansir Tribun Medan, Delwyn Berli siswa SMA Taruna Indonesia Palembang tewas diduga setelah mengikuti masa orientasi siswa (MOS) baru.

Kepala SMA Taruna Indonesia Palembang Tarmizi Endrianto mengatakan pihaknya telah melakukan kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah sesuai dengan prosedur yang ada selama ini.

“Kalau di SMA Taruna Indonesia Palembang bukan masa orientasi siswa (MOS) baru tapi kami menyebutnya Masa Dasar Bimbingan Fisik dan Mental dan semua dilakukan sesuai dengan prosedur,” jelasnya.

Dia juga mengatakan kejadian hari Sabtu telah diserahkan semua kepada pihak kepolisian.

“Semua sudah kami serahkan ke pihak kepolisian ya, dan selama ini kami melihat anak ini sehat-sehat saja tidak ada masalah,” ujarnya.

“Untuk proses Masa Dasar Bimbingan Fisik dan Mental dilakukan selama seminggu, kami juga telah melakukan MoU dengan orangtua terkait proses kegiatan ini jadi orangtua sudah tahu semua prosesnya,” katanya.

Kasatreskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan setelah selesai melakukan prosedur Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Kepala SMA Taruna Indonesia Palembang Tarmizi Endrianto bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP.

“Sabtu pagi pukul 09.30 kami menerima laporan calon taruna di sekolah taruna ini ada yang meninggal dunia, kami langsung tindak lanjutin. Kami tanyakan kepada orangtua korban dulu,” ujarnya.

Baca Juga:
Tega! Demi Hidup Bersama Selingkuhan, Guru Ngaji di Tangerang Dibunuh Oleh Istrinya Sendiri

Dia mengatakan dari pihak korban ingin kepastian apa penyebab kematian bahwa anaknya meninggal dunia.

“Kami telusuri termasuk pemeriksaan jenazah korban di RS Bhayangkara mungkin sekarang masih otopsi,” katanya.

“Korban ini diketahui kejang-kejang sebelum meninggal maka kami pastikan dulu apakah ada penyakit bawaan dari korban atau ada hal lain belum bisa kami pastikan,” jelasnya.

Pihaknya juga sampai saat ini melihat sejauh mana apa laporan ini benar kematian berhubungan tindakan pidana atau tidak secara sciencetifik

“Untuk hasil kami masih menunggu hasil otopsi dari dokter forensik. Sementara ini belum bisa disebut kekerasan karena diketahui tidak ada tanda-tanda yang signifikan atau memang seperti lebam itu adalah proses pasca kematian itu sendiri,” jelasnya.

8 saksi diperiksa

Sementara ada sebanyak 8 saksi dari sekolah yakni tim seregu almarhum dan kakak tingkat korban yang dipanggil ke SPKT Polresta Palembang pihak sekolah.

Baca Juga:
Saksikan Detik-Detik Kematian Haringga Sirla, Tukang Batagor: “Sempat Minta Maaf Tapi Tetap Dihajar”

“Kami akan analisa lagi, kami juga akan evaluasi termasuk sinkronisasi jawaban dari hasil BAP dan dari pihak sekolah masih normatif,” ujarnya. 

Setelah melakukan pemeriksaan secara intensif selama 3 Jam, Dokter Forensik Bhayangkara melaporkan hasil pemeriksaan Siswa Taruna Indonesia yang tewas saat Masa Orientasi Sekolah (MOS).

“Pada saat pemeriksaan tadi kami melakukan 2 pemeriksaan baik dari luar dan dalam tubuh korban. Dan kami jumpai kekerasan di bagian kepala dan dada. Di duga ada pukulan benda tumpul dan benturan keras di kepala. Di bagian belakang kepala di temukan darah dan masih banyak lagi serapan darah di bagian kepala dan dada,” ujar Dr Indra Saykti Nasution Sabtu (13/7/2019)

Ia mengatakan, jika dilihat dari mayatnya korban diperkirakan meninggal sejak pagi tadi.  Sementara itu Kakek korban ikut mendengar hasil otopsi yang dilakukan oleh tim Forensik Bahayangkara tadi.

“Saya harap pelaku dapat ditangkap secepatnya jika terbukti hal ini efek dari penganiyayaan. Dan mengusut tuntas atas peristiwa ini,” ujar H Kejuk.

Rencananya Jenazah korban akan dibawa ke ke Tulung Selapan OKI untuk dikebumikan disana.  Dari keterangannya ayahnya juga saat ini sedang mengarah pulang dari Australia.

Fakta ini cukup mengejutkan. Sebelumnya hanya ditemukan bekas luka memar di kaki korban.

Baca Juga:
Happy Salma Ungkap Misteri Mahkota yang Dipakai Maia Estianty, Dibuat dari Sini…

Sebelumnya, Polresta Palembang langsung melakukan pengusutan atas perkara meninggalnya Delwyn Berli, siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, Sabtu (13/07).

Seperti diketahui, Delwyn meninggal dunia pagi tadi saat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).

Adapun saksi yang di panggil diantaranya sebanyak 8 orang yang terdiri dari teman satu regu dan kakak tingkat korban.

Untuk tim satu regu korban diantaranya, AR (15), EV ( 16), W (14) Sedangkan salah satu diantaranya kakak tingkatnya yakni In.

Saat dimintai keterangan di ruang unit Pidana Umum Polresta Palembang, salah satu teman korban AR (15) mengatakan saat kejadian, korban bersama siswa lainnya hendak pulang ke Sekolah Taruna.

“Kami jalan kaki dari pesantren daerah Talang Jambe ke Taruna. Pas di pertengahan yang aku dengar dia nannya air. Nah memang dia itu kalau minum air dikit-dikit, karena dia bilang dia punya dehidrasi,” katanya

Lalu AR juga mendengar korban sempat meminta obat sakit kepala kepada tim kesehatan.

Baca Juga:
Buntuti Emak-Emak, Pencopet ini Digebuki dan Fotonya Dipajang di MRT

“Aku dengar dia minta obat paracetmol dengan panitia. Dan di perjalanan dia sudah terlihat pucat,” ujarnya.

Sewaktu lewat di selokan, para siswa berbaris untuk melewati selokan tersebut namun korban tiba-tiba terjatuh.

“Dia jatuh, di teriak sambil nangis, terus dia dibawa dan saya nggak tau lagi gimana,” katanya.

Berikut 4 fakta dari kematian siswa Sekolah Taruna Indonesia di Palembang:

  1. Jalan kaki sejauh 8,7 kilometer

Aswin, paman korban mengatakan sebelum meninggal Delwyn Berli berjalan kaki sejauh 8,7 kilometer bersama siswa lainnya dalam kegiatan orientasi siswa.

Perjalanan tersebut mereka tempuh dari Talang Jambe hingga ke kawasan Sukabangun, Palembang.

Namun, saat berjalan di parit selebar dua meter, korban mendadak pingsan tak sadarkan diri hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga:
Kesal Diselingkuhi, Remaja 18 Tahun di Sumbawa NTT Bunuh dan Bakar Kekasihnya

“Kami belum tahu penyebab meninggalnya karena apa, menurut penjelasan pihak sekolah keponakan saya itu sedang mengikuti kegiatan orientasi siswa,” kata Aswin, saat berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.

  1. Ada luka memar di bagian kepala dan kaki

Saat mengetahui Delwyn Berli meninggal secara mendadak, keluarga akhirnya melakukan autopsi terhadap korban untuk mengetahui penyebab pasti tewasnya pelajar SMA Taruna itu.

“Tadi dilihat ada luka memar di bagian kaki. Saat ini sedang dilakukan autopsi. Kami juga sudah membuat laporan ke polisi,” ujar dia.

Sementara itu, dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Indra Sakti mengatakan, dari hasil pemeriksaan visum luar, ditemukan adanya tanda luka memar di bagian kepala dan kaki.

“Saat diperiksa visum dalam juga memang resapan darah di kepala. Berarti ada benturan kuat di kepala. Di dada juga ada,” ujar Indra.

  1. Dilaporkan ke polisi

Kematian Delwyn Berli dilaporkan Berce ibu korban ke Polresta Palembang.

Laporan tersebut dilakukans setelah Delwyn Berli tewas Sabu (13/7/2019) setelah mengikuti orientasi yang berlangsung selama sepekan.

Baca Juga:
Tolak Penundaan Pemilu 2024, Laskar Ganjar-Puan: Inkonstitusional

Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan, mereka telah memeriksa delapan orang saksi terkait kejadian tersebut.

“Yang diperiksa adalah pihak sekolah, karena mereka yang menggelar kegiatan. Ada 3 siswa teman korban juga kami periksa,” kata Yon, Sabtu (13/7/2019).

Yon menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab tewasnya Delwyn Berli , apakah akibat tindak kekerasan atau hanya kelelahan akibat mengikuti kegiatan orientasi sekolah.

  1. Sempat kejang sebelum tewas

Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan dari hasil pemeriksaan teman korban, Delwyn Berli sempat mengalami kejang sebelum akhirnya jatuh pingsan dan tewas.

“Penyebabnya belum disimpulkan, karena kami masih menunggu hasil autopsi dari dokter forensik. Luka lebam itu baru dilihat kasat mata. TKP hingga sekolah sudah kami cek dalam rangkaian penyelidikan,” ujar Kasat.

Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Indra Sakti mengatakan, dari hasil pemeriksaan visum luar, ditemukan adanya tanda luka memar di bagian kepala dan kaki.

“Saat diperiksa visum dalam juga memang resapan darah di kepala. Berarti ada benturan kuat di kepala. Di dada juga ada,” ujar Indra. (Dil)

Komentar

Terbaru