MANAberita.com — BAGAIMANA pun juga aborsi adalah tindakan yang dikecam dan sebaiknya tidak dilakukan karena aborsi sama dengan melakukan pembunuhan.
Namun, beberapa orang secara diam-diam nekat melakukan aborsi karena tidak siap memiliki anak yang biasanya hasil hubungan gelap.
Salah satu yang tercatat dalam dunia medis, ada seorang wanita asal Tiongkok yang melakukan aborsi terbanyak dengan jumlah 17 kali selama 6 tahun.
Menurut Daily Mail, kisah tersebut dilaporkan pada Akhir Februari 2019 lalu oleh seorang wanita asal Tiongkok dengan nama samaran Xiao Ju.
Xiao Ju menjalin hubungan dengan pacarnya selama 6 tahun, dan pasangan itu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi lapor Shinyan Evening News.
Wanita itu mengaku tidak siap menikah, dan tidak mampu membesarkan anak, maka dia memutuskan untuk menghentikan kehamilannya.
Dikatakan, setiap bayi yang lahir di luar nikah di Tiongkok tidak akan diberi ID yang berarti mereka tidak akan mendapat hak dan tunjangan negara.
Zhao Qin seorang kepala ginekologi di Rumah Sakit Perawatan Bersalin dan Kesehatan Anak di Shinyan, Hubei, Tiongkok tengah mendesak Xiao Ju untuk tidak aborsi.
Karena dikatakan bahwa mungkin itu adalah kesempatan terakhir baginya menjadi seorang ibu.
Namun, wanita 27 tahun itu bersikeras melakukan prosedur tersebut, dan tidak memiliki pilihan lain, dan itu adalah aborsi ke 17 dalam 6 tahun.
Xiao Ju disebut sering mengunjungi rumah sakit, hingga dokter menjulukinya “pelanggan tetap.”
Sebagian besar anak muda di Tiongkok sedikit tahu tentang masalah kesehatan seksual, karena kurangnya pendidikan seks di sekolah.
Sekitar 99 persen, orang dewasa Tiongkok tidak memiliki informasi mengenai masalah ini.
Seperti halnya Xiao Ju yang dilaporkan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi selama melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya.
Dokter Zhai menyadari hal itu dan memeriksa kondisi fisik Xiao Ju, dan ditemukan rahimnya bermasalah karena keseringan aborsi.
“Saya menemukan uterusnya tipis seperti selembar kertas, hal ini karena aborsi berulang, yang dilakukannya,” kata Zhao.
Dia menambahkan, “Rahimnya sangat terluka.”
Namun, pasien hanya menjawab dia tidak berencana menikah karena tidak memiliki kemampuan untuk mebesarkan anak, dan terus bersikeras melakukan aborsi.
Zhao sebenarnya juga telah menyarankan kepada Xiao Ju untuk merawat anaknya.
“Kamu tidak perlu melakukan aborsi, untuk mempertahankan bayi karena ini akan sangat mungkin bagimu untuk tidak memiliki anak,” katanya.
Bahkan Zhao menambahkan, aborsi terakhirnya mungkin adalah anaknya yang paling berharga.
Secara umum, melakukan aborsi tidak memperngaruhi peluang pasien untuk hamil di masa depan, namun risiko kecil tetap ada termasuk masalah kesuburan dan infeksi rahim. (Dil)