MANAberita.com – PRODUSEN farmasi Johnson & Johnson akhirnya memutuskan menarik produknya dari pasaran mulai Jumat (18/10) kemarin. Hal ini karena di dalam produk bedak bayi ikonik ini ditemukan kandungan asbes yang dapat memicu kanker ovarium dan jenis kanker lainnya.
Melansir Indonesia inside, temuan kandungan asbes ini membuat konsumen di Amerika melakukan protes keras. Selain itu ribuan gugatan hukum didaftarkan karena merasa dirugikan oleh perusahaan.
“Kami memastikan lembaga FDA komitmen melindungi kesehatan masyarakat. Penarikan produk ini dilakukan karena mungkin semua orang telah telanjur menggunakan bedak bayi tersebut,” kata Komisaris FDA Dr. Ned Sharpless.
Sementara dalam pernyataan resminya, Johnson and Johnson menyatakan penarikan produk ditempuh karena ada tuntutan dari konsumen usai otoritas makanan dan kosmetik (FDA) Amerika Serikat (AS) menemukan asbes dalam bedak bayi produknya. Johnson’s mengklaim, kandungan asbes itu hanya sekitar 0,00002 persen.
“Ini baru pertama kali dilakukan penarikan produk dari pasaran setelah 40 tahun bedak Johnson & Johnson diproduksi,” ujar jubir Johnson and Johnson, Erni Kerwetz.
Pihaknya juga memastikan bahwa perusahaan telah melakukan standar pengecekan yang ketat guna memastikan tidak ada kandungan asbes di dalam produk tersebut.
“Kami telah melakukan ribuan pengujian selama 40 tahun terakhir menunjukkan bahwa para konsumen kami tidak terkontaminasi asbes. Produk yang kami produksi terbuat dari bahan yang telah melewati pemeriksaan dengan standar tinggi. Terlebih, pengecekan produk kami juga diuji dan telah diakui oleh laboratorium independen, universitas dan otoritas kesehatan global,” lanjutnya.
Menanggapi penarikan produk ini, profesor bisnis University of Michigan, Erik Gordon, menyatakan, dengan upaya penarikan yang dilakukan perusahaan akan membuat sulit posisi mereka melakukan pembelaan di pengadilan. Johnson and Johnson diperkirakan akan mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk menyelesaikan masalah ini.
WHO telah menyatakan semua jenis asbes sebagai bahan karsinogenik atau penyebab kanker. Chrysotile atau Asbes putih telah terbukti mengakibatkan asbestosis, kanker paru, mesothelioma dan kanker laring dan ovarium (IPCS, 1998; WTO, 2001; IARC, 2012; WHO, 2014; Collegium Ramazzini, 2015).
Data terakhir menyebutkan, beban global terkait kanker akibat asbes diperkirakan sebanyak 194 ribu orang meninggal pada tahun 2013, naik dari 94 ribu pada tahun 1990 atau naik lebih dari 100%. Dampak kematian dan kecacatan akibat penyakit asbes tersebut (Tahun Hidup Tuna Upaya/DALYs) mencapai 3.402.000 – lebih dari 94% sejak tahun 1990. Angka ini merupakan 2/3 dari seluruh kasus kanker akibat kerja.(Dil)