Ini Alasan Reynhard Sinaga Enggan Balik ke Indonesia Hingga Perkosa Ratusan Pria Inggris

  • Selasa, 07 Januari 2020 - 19:12 WIB
  • Viral
Reynhard Sinaga

 

Reynhard Sinaga

MANAberita.com – REYNHARD Sinaga pernah berkeinginan untuk mengajukan status pengungsi di Inggris.

Seorang teman dekat Rey, sapaan akrab Reynhard Sinaga, yang tinggal di Gay Village Manchester Inggris mengungkapkan hal itu.

Dilansir dari Tribun Jambi, hal tersebut dilakukan karena Reynhard seorang gay (penyuka sesama lelaki) dan dia tidak ingin menetap di Indonesia.

“Saya ingat bagaimana seseorang dari gereja membantu Rey Sinaga mencoba melamar status pengungsi dengan alasan ia tidak bisa menjadi gay di Indonesia,” kata sahabat Rey yang enggan disebut namanya tersebut.

Namun permintaan tersebut akhirnya tidak diterima, tetapi Reynhard akhirnya berhasil memperpanjang masa tinggalnya di Inggris dengan menambah gelar PhD-nya.

“Dia berusaha menghindari kembali ke Indonesia dan satu cara untuk menghindari itu adalah tetap menjadi siswa selamanya,” kata teman fotografinya.

Reynhard Sinaga menempuh pendidikan di Universitas Manchester sejak bulan Agustus tahun 2007 untuk gelar MA dalam sosiologi.

Kemudian pada Agustus 2012 ia mulai belajar di Universitas Leeds untuk gelar PhD dalam geografi manusia, yang tidak pernah diselesaikannya.

“Dia mengajukan tesisnya, berjudul “Seksualitas dan transnasionalisme sehari-hari di antara pria gay dan biseksual Asia Selatan di Manchester,” pada Agustus 2016, tetapi gagal dan dia diberi waktu untuk melakukan koreksi,” katanya.

Selain itu, seorang wanita yang mengenalnya dengan baik sampai tahun 2013 mengatakan Reynhard Sinaga menganggap dirinya sebagai “Peter Pan.”

“Dia terlihat lebih muda dari usianya dan bertindak sebagai narsis dan agak naif untuk segalanya,” tuturnya.

Setelah menyelesaikan studi S1 di Indonesia, Reynhard melanjutkan studi di Inggris. (Facebook) (ist)

Reynhard Sinaga jadi buah bibir tidak hanya di Inggris tapi juga di Indonesia.

Pria kelahiran Jambi itu dihukum penjara seumur hidup di Inggris, Senin (6/1/2020) kemarin, karena terbukti memperkosa ratusan pria dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Seorang teman Reynhard di Gay Village Manchester, Inggris, menceritakan kehidupan sehari-harinya.

Termasuk rasa penasarannya karena sepertinya Rey, sapaan akrab Reynhard, sepertinya tak pernah kehabisan uang selama tinggal di Inggris.

Ternyata, Rey anak seorang bankir dan pengusaha yang tinggal di Depok, Jawa Barat.

Baca Juga:
Bahagia Tanaman Jagungnya Berubah Jadi Uang, Saat Tahu Kebenarannya Petani Ini Langsung Menangis

Rey dikatakan memiliki dua orang saudara kandung.

Namun demikian, Rey jarang menceritakan tentang keluarganya di Indonesia kepada teman-temannya di Manchester.

Dikutip dari TheGuardian.com pada Selasa (7/1/2020), Reynhard Sinaga pernah bekerja secara musiman di The Next dan sempat menjadi pengawas ujian.

Meski tidak lagi bekerja, temannya mengungkapkan kalau Reynhard Sinaga tampak tidak pernah kekurangan uang.

Namun demikian, sang predator seks yang telah memperkosa ratusan pria di Manchester itu bahkan kerap keluar malam dan menghabiskan banyak waktu di sebuah bar, yang menurut informasi menjadi lokasi Rey mencari mangsanya.

“Dia juga selalu keluar, selalu pergi berlibur. Kami bertanya-tanya dari mana dia mendapatkan uangnya karena sepertinya dia tidak pernah bekerja,” ungkap teman Rey yang meminta namanya tidak dicantumkan.

Baca Juga:
Bagikan Tips Dapat Kuota Gratis, Pria ini Justru Dihujat Netizen

Rey dihukum seumur hidup karena terbukti dalam 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria, selama rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.

Di antara 159 kasus tersebut terdapat 136 perkosaan, di mana sejumlah korban diperkosa berkali-kali.

Kasus tersebut pun ramai di media sosial Twitter.

Baca: Video Detik-detik Reynhard Sinaga Lari Tinggalkan Apartemen, Disebut Sedang Cari Korban

Salah satu akun Twitter @nibrasnada menyebutkan bahwa Reynhard merupakan alumnus Universitas Indonesia.

“Reynhard Sinaga anak UI ternyata ya…”.

Baca Juga:
Dua Wanita di India Diarak Telanjang hingga Diperkosa Beramai-ramai

Menanggapi hal itu, Kepala Humas dan KIP UI Dr. Rifelly Dewi Astuti mengatakan, Reynhard Sinaga benar adalah alumni dari Universitas Indonesia (UI), namun ia tidak menyebutkan secara gamblang jurusan dan lulusan tahun berapa.

Terkait dengan perbuatan Reynhard, menurutnya tidak ada sangkut pautnya dengan UI.

“Bahwa meski yang bersangkutan alumni Universitas Indonesia, perbuatannya sama sekali tidak terkait dengan statusnya sebagai alumni Universitas Indonesia,” kata Rifelly melalui rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Baca: Cerita Sahabat: Reynhard Sinaga Seperti Tak Pernah Kehabisan Uang untuk Keluar Malam atau Liburan

Baca: Reynhard Sinaga Kerap Kirim Gambar Korbannya di Grup WhatsApp

Selain itu, pihaknya juga mengutuk perbuatan Reynhard sebagai perbuatan biadab.

Baca Juga:
Milk And Cheese Pie Crumble, Camilan Weekend yang Gampang di Buat

Pasalnya bertentangan dengan hukum dan kemanusiaan.

“Sekaligus ikut prihatin atas peristiwa yang dialami para korban,” lanjutnya.

Selain menghormati putusan pengadilan tersebut, UI sebagai lembaga pendidikan tetap berkomitmen melaksanakan tugas pengajaran.

“Pendidikan utamanya mendidik generasi muda yang berintelektualitas tinggi dan berbudi luhur selaku penerus bangsa,” tutupnya.

Kasus perkosaan terbesar

Meski Reynhard sempat menyangkal bahwa dirinya melakukan tindakan tersebut atas dasar suka sama suka, namun hakim menyebut bahwa korban tidak berpartisipasi dalam hubungan seksual ini, bahkan sebagian korban terdengar mendengkur.

Baca Juga:
Video ‘Pengeroyokan’ Murid Terhadap Guru Tua Viral, Kepala Sekolah Angkat Bicara

Pejabat dari unit kejahatan khusus, Kepolisian Manchester Raya, Mabs Hussain, menjelaskan bahwa perkosaan berantai ini adalah “kasus perkosaan terbesar dalam sejarah hukum Inggris”.

Hussain menyampaikan, bukti menunjukkan kemungkinan korban dapat mencapai 190 orang termasuk 48 orang yang kasusnya telah disidangkan melalui empat persidangan terpisah mulai Juni 2018-Desember 2019.

Prosesi persidangan atas kejadian perkosaan dan kekerasan seksual ini, diketahui ada sejumlah tahap sidang yang harus dijalani.

Sidang tahap pertama dimulai pada tanggal 1 Juni-10 Juli 2018 atas 13 korban dengan 30 dakwaan perkosaan dan dua serangan seksual.

Tahap kedua dilaksanakan pada 1 April-7 Mei 2019 dengan mendatangkan 12 korban, dan tahap ketiga pada 16 September-4 Oktober 2019 dengan 10 korban.

Total terdapat 159 dakwaan atas 48 korban pria di mana sebagian korban diperkosa berkali-kali. (Alz)

Komentar

Terbaru