Manaberita.com – SEORANG oknum Perwira Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, AKP DK, terlibat konflik dengan sang ibu mertua, Nurmila Sangadji dan adik ipar perempuannya, Claudia Senduk.
Nurmila mengaku jika memang sudah lama ia tak nyaman dengan sikap sang AKP DK saat mereka tinggal serumah.
Pasalnya, Nurmila bilang, AKP DK memasang CCTV di seluruh kamar rumah, termasuk kamar yang dia dan Claudia tempati. Nurmila mengaku telah menyampaikan keberatan terkait CCTV di kamar tersebut.
“Saya tidak nyaman saja di rumah situ, bukan tidak mau jaga anak ya. Karena di kamar kami, (kamar) saya ada CCTV, di kamar anak saya ada CCTV, di kamar anak saya ada CCTV,” kata Nurmila kepada di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu (25/5/2022).
Dilansir dari detikcom, Hal ini diungkap Nurmila usai mengadukan 3 orang penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang menangani laporan DK atas tuduhan pencurian terhadap Nurmila dan Claudia. Nurmila dan Claudia sebelumnya dilaporkan AKP DK ke Polda Metro Jaya pada 26 Februari 2022.
Nurmila dan anaknya Claudia tinggal serumah dengan AKP DK lantaran anaknya, yang juga kakak kandung Claudia, Iptu CS menikah dengan AKP DK. Iptu CS meninggal dunia akibat leukemia pada Desember 2021.
“Yang saya keberatan, anak saya ini (Claudia) masih remaja, masih gadis. Kayaknya kurang etis buat saya sama si beliau (AKP DK) itu,” tutur Nurmila.
Adik Ipar Sempat Protes soal CCTV
Pada kesempatan yang sama, Claudia mengaku sempat protes kepada mendiang kakaknya, Iptu CS, soal AKP DK yang memasang CCTV di kamar tidurnya. Namun, menurut Claudia, Iptu CS mau tak mau menuruti AKP DK.
“Saya nggak terima sih (CCTV dipasang di kamar tidur). Saya sudah bilang ke kakak kandung saya, saya bilang, ‘Kak seharusnya (CCTV) nggak harus dipasang di kamar sih’. Saya bilang seperti itu. Terus kakak saya (Iptu CS) bilang, ‘Ya gimana, namanya suami saya yang suruh,” ucap Claudia menirukan percakapan dengan Iptu CS kala itu.
Claudia pun akhirnya tak bisa berbuat apa-apa karena sadar rumah yang ditinggalinya adalah milik AKP DK. Baru sekarang, lanjut Claudia, dia berani mengungkapkan dirinya merasa dilecehkan dengan pemasangan CCTV di kamar tidurnya tersebut.
“Jadi ya gimana juga saya nggak bisa ngelak karena memang saya tinggal di situ juga. Jadi menurut saya sekarang baru saya bisa ungkapkan bahwa ada terjadinya pelecehan seksual,” kata Claudia.
“Jadi mohon juga untuk bisa diberikan hukuman yang setara atas apa yang sudah dia perbuat, apalagi sekarang ditambahnya kita dituduh mencuri yang padahal kami nggak ada mencuri,” lanjut Claudia.
Dilaporkan atas Tuduhan Pencurian
AKP DK melaporkan Nurmila dan Claudia atas tuduhan dugaan pencurian. Rekama CCTV yang menjadi barang bukti DK melaporkan dirinya dan ibunya dinilainya tidak valid.
“Dia hanya memakai bukti CCTV yang saya lagi beres-beres. Jadi tolong, itu bukti yang nggak valid menurut saya,” ujar Claudia dia.
Sebelumnya Nurmila mengadukan masalah yang dihadapinya lantaran menantunya sendiri, AKP DK, melaporkan dirinya ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan mencuri.
“Klien kami dituduh sebagai pencurian pemberatan, atau pencurian biasa, padahal klien saya sebagai ibu mertuanya atau Claudia sebagai adik ipar (dari AKP DK),” kata kuasa hukum Nurmila, Jay Tambunan.
Jay mendampingi Nurmila Sangadji yang merasa dikriminalisasi oleh penyidik Polda Metro Jaya. Ketiga penyidik tersebut diadukan ke Propam Mabes Polri atas dugaan keberpihakan dalam menangani laporan DK atas tuduhan pencurian terhadap Nurmila dan Claudia.
“Aneh bagi kita, seorang menantu tinggal bersama ibu mertua dan adik iparnya, begitu diusir dari rumah itu. Lalu kemudian dilaporkan sebagai pencurian pemberatan,” kata Jay.
Penjelasan AKP DK soal CCTV di Kamar
AKP DK melalui kuasa hukumnya, Nefton Alfares Kapitan, mengakui memang memasang CCTV di kamar yang ditempati oleh Claudia. Tetapi, tidak hanya di kamar yang ditempati Claudia, CCTV dipasang di seluruh kamar yang ada di rumah DK.
“Total ada 4 kamar (yang dipasangi CCTV). Kamar depan, kamar utama, kamar belakang dan kamar pembantu. Termasuk kamar DK juga dipasangi CCTV, semua dipasangi CCTV, kecuali kamar mandi,” kata Nefton saat dihubungi detikcom, Rabu (25/5).
Nefton mengatakan mertua dan adik ipar DK sudah diberitahu soal CCTV yang dipasang di dalam kamar tersebut. Menurut Nefton, mertua dan adik ipar DK saat itu tidak keberatan.
Nefton menjelaskan alasan DK memasang CCTV agar tetap bisa mengawasi anaknya selama dalam pengasuhan babysitter, mengingat ia dan almarhumah Iptu CS sama-sama bekerja, sementara mertua dan adik iparnya saat itu sedang pulang kampung.
“Tentang CCTV di rumah, itu dipasang atas kemauan almarhumah karena waktu itu mertua dan adik ipar sedang pulang ke Balikpapan, sehingga anak-anak beliau cuma dipegang sama Mbak (babysitter). Makanya almarhumah minta dipasang CCTV supaya bisa lihat anak sama Mbak di rumah dari kantor masing-masing,” jelasnya.
Nefton merasa heran dengan alasan Nurmila yang merasa keberatan atas keberadaan CCTV di kamar tersebut, apalagi alasan Claudia yang merasa dilecehkan. “Mereka tidak ada komplain, kenapa baru sekarang komplain tentang CCTV? Saya kira Pak DK tidak mungkinlah melakukan itu (pelecehan dengan memasang CCTV), beliau kan penegak hukum,” katanya.
(Rik)