Manaberita.com – TAJIKISTAN mengatakan 35 warganya tewas dalam bentrokan perbatasan terbaru dengan Kirgistan, sehingga jumlah korban tewas sedikitnya 81 orang. Di halaman Facebook-nya, Kementerian Luar Negeri Tajik mengumumkan bahwa 35 orang tewas, termasuk warga sipil, wanita dan anak-anak. 139 orang lainnya terluka dalam pertempuran di perbatasan Barat Daya, katanya. Angka sebelumnya yang diberikan oleh kementerian adalah 24 kematian. Sementara itu, korban tewas di pihak Kirgistan telah mencapai 46, menjadikannya kerusuhan terburuk antara kedua negara Asia Tengah dalam beberapa tahun.
Dilansir Aljazeera, Kirgistan mengatakan hampir 136.000 penduduk juga dievakuasi dari desa-desa dekat Tajikistan. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu menyerukan “tidak ada eskalasi lebih lanjut” antara Kirgistan dan Tajikistan. Dalam panggilan telepon dengan para pemimpin negara-negara Asia Tengah, Putin juga mendesak mereka untuk “mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan situasi sesegera mungkin dengan cara-cara damai, politik dan diplomatik yang eksklusif”.
Kedua negara bekas Uni Soviet sekarang menjadi bagian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia tetapi mereka secara teratur meningkatkan ketegangan. Pada hari Jumat, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata tetapi sejak itu pertempuran berlanjut dengan kedua belah pihak saling menuduh melanggar perjanjian. Setelah lebih banyak bentrokan pada hari Sabtu, malam berlalu “dengan tenang, tanpa insiden” kata pihak berwenang Kirgistan pada Minggu pagi.
“Kepemimpinan negara mengambil semua langkah untuk menstabilkan situasi, mencegah upaya eskalasi dengan cara damai,” tambah mereka. Pada Minggu sore, pihak berwenang Kirgistan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan situasi di perbatasan “tetap tenang, cenderung stabil”. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres meminta kepemimpinan kedua belah pihak “untuk terlibat dalam dialog untuk gencatan senjata yang langgeng”, kata seorang juru bicara.
Sengketa perbatasan telah menghantui bekas republik Soviet selama tiga dekade kemerdekaan mereka. Sekitar setengah dari perbatasan sepanjang 970 kilometer (600 mil) mereka masih harus dibatasi. Bentrokan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua negara terjadi pada tahun 2021, menewaskan sedikitnya 50 orang dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
[Bil]