Heboh! Dalam Sepekan, Capital Inflow Masuk ke RI Capai Rp7,28 T

  • Jum'at, 07 Oktober 2022 - 23:07 WIB
  • Ekonomi

MANAberita.com – BANK Indonesia (BI) mencatat jika aliran modal asing masuk (capital inflow) sebesar Rp7,28 triliun dari tanggal 3 hingga 7 Oktober 2022.

Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengungkapkan jika modal asing masuk melalui beli neto Rp2,51 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp4,77 triliun di pasar saham.

“Selama 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan 6 Oktober 2022, non residen jual neto Rp167,81 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp69,71 triliun di pasar saham,” imbuh Erwin melalui keterangan resminya Jumat (7/10).

Untuk premi Credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke 146,30 bps per 6 Oktober 2022 dari 156,50 bps per 30 September 2022.

Sementara nilai tukar rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.210 per dolar AS dan yield SBN 10 tahun naik ke level 7,26 persen.

Baca Juga:
Nggak Pede Bau Ketiak? Minuman Alami Ini Terbukti Ampuh Singkirkan Aroma Tak Sedap Itu!

Selanjutnya, inflasi berdasarkan Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Oktober 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu bensin sebesar 0,05 persen (mtm), tarif angkutan dalam kota sebesar 0,03 persen, serta angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan beras masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu pertama Oktober, yaitu telur ayam ras sebesar minus 0,10 persen, cabai merah sebesar minus 0,09 persen, dan daging ayam ras sebesar minus 0,03 persen.

Baca Juga:
Inilah Oknum Staff Rumah Sakit yang ‘Peras’ Keluarga Korban Tsunami Hingga Puluhan Juta

Lalu, cabai rawit sebesar minus 0,02 persen, serta tomat, daging sapi, minyak goreng, dan emas perhiasan masing-masing sebesar minus 0,01 persen.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” ujar Erwin.

(sas)

Komentar

Terbaru