Dalam Serangan Kapak di Tempat Penitipan Anak Brasil, Seorang Pria Membunuh Empat Anak

Manaberita.com – EMPAT anak kecil tewas dalam serangan di pusat penitipan anak di Brasil selatan oleh seorang pria yang membawa kapak kecil. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyebut tragedi itu sebagai “keburukan”. Tempat penitipan anak swasta di Blumenau, sebuah kota di negara bagian Santa Catarina, diserang pada hari Rabu ketika seorang pria berusia 25 tahun memanjat tembok. Menurut lingkungan Rumah Sakit Santo Antonio, begitu masuk, dia membunuh empat anak yang diperkirakan berusia antara empat dan tujuh tahun serta melukai sejumlah lainnya.

Melansir dari Aljazeera, “Tragedi seperti ini tidak dapat diterima, tindakan kebencian dan kepengecutan yang absurd tindakan kekerasan terhadap anak-anak yang tidak bersalah dan tidak berdaya,” tulis Presiden Lula di Twitter. Penyerang, menurut polisi, telah ditahan. Insiden itu terjadi lebih dari seminggu setelah seorang siswa berusia 13 tahun menyerang sebuah sekolah di Sao Paulo, membunuh seorang guru dan melukai lima orang lainnya dengan penusukan.

Masih ada pertanyaan tentang berapa banyak anak yang terluka dalam serangan pada hari Rabu itu. Menurut walikota Blumenau, Mario Hildebrandt, Associated Press melaporkan bahwa lima anak yang terluka telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, mengutip Rumah Sakit Santo Antonio dan pemerintah daerah, kantor berita Reuters dan AFP melaporkan empat anak terluka. Orang tua yang menangis di depan fasilitas penitipan anak Cantinho do Bom Pastor terekam kamera oleh jaringan televisi. Pencarian motif potensial akan dilakukan, kata seorang detektif polisi kepada wartawan televisi.

Hildebrandt mengumumkan bahwa kelas-kelas telah dibatalkan dan hari berkabung akan diadakan di kota. Insiden tersebut adalah yang kedua terjadi di Santa Catarina, di mana pada tahun 2021 seorang tersangka yang menggunakan pisau membunuh dua orang dewasa dan tiga anak kecil di fasilitas penitipan anak. 16 insiden atau penyerangan kekerasan terjadi di sekolah antara tahun 2000 dan 2022, menurut sebuah penelitian oleh para peneliti di bawah arahan profesor pendidikan Daniel Cara di Universitas Sao Paulo.

Baca Juga:
Waduh! Tiga Warga Inggris Ditahan Dalam Tahanan Taliban di Afghanistan

Pada hari Rabu, Lula memposting di Twitter, “Tidak ada rasa sakit yang lebih besar daripada keluarga yang kehilangan anak atau cucunya, terlebih lagi dalam tindakan kekerasan terhadap anak-anak yang tidak bersalah dan tidak berdaya.”. Mengingat peristiwa mengerikan yang terjadi, pikiran dan doa saya bersama keluarga para korban dan komunitas Blumenau. ”

[Bil]

Komentar

Terbaru