Manaberita.com – SEBUAH ledakan terjadi di Lebanon, tidak jauh dari perbatasan Suriah, menewaskan lima anggota kelompok militan Palestina dan melukai beberapa lainnya. Israel diduga bertanggung jawab atas ledakan tersebut, menurut Komando Umum Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP-GC), yang mengklaim bahwa mereka telah menyerang sebuah situs di timur kota Qusaya dengan serangan udara semalam. Tetapi sumber Israel mengatakan kepada BBC bahwa militernya tidak terlibat.
Dilansir dari BBC, Sumber keamanan Lebanon mengatakan itu disebabkan oleh amunisi yang dipindahkan. Itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan militan di Lebanon dan Suriah, yang dipersenjatai dan didukung oleh Iran. Foto-foto yang konon diambil dari lokasi ledakan menunjukkan sebuah bangunan hancur dan sebuah kendaraan rusak parah. Sebuah pernyataan dari PFLP-GC menuduh militer Israel membom sebuah situs milik kelompok tersebut dan bersumpah untuk membalas.
“Kejahatan ini tidak terisolasi dari peristiwa yang semakin cepat baru-baru ini di front Lebanon dan Suriah, dan dalam kerangka ancaman Zionis terus-menerus yang menargetkan pasukan perlawanan di dalam dan di luar Palestina,” katanya. Militer Israel tidak mengomentari klaim tersebut, tetapi sumber resmi membantahnya. Tentara Lebanon juga tidak berkomentar, tetapi kantor berita Reuters dan AFP mengutip sumber keamanan Lebanon dan Palestina yang mengatakan bahwa itu adalah ledakan tidak disengaja yang disebabkan oleh ranjau atau roket yang meledak saat sedang dipindahkan.
PFLP-GC adalah kelompok militan yang relatif kecil yang dibentuk sebagai cabang dari PFLP pada tahun 1968. Ia menjadi terkenal pada tahun 1970-an dan 80-an karena membom sebuah pesawat dan melakukan serangan lintas batas ke Israel. Menurut Amerika Serikat, yang telah menetapkan kelompok itu sebagai organisasi teroris, PFLP-GC memiliki beberapa ratus anggota yang beroperasi di Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza. Dikatakan mereka menerima dukungan logistik dan militer dari pemerintah Suriah, yang pasukannya telah mereka lawan selama perang saudara negara itu, serta dukungan keuangan dari Iran.
Pada awal April, militer Israel melakukan serangan udara terhadap apa yang dikatakannya sebagai instalasi milik kelompok militan Palestina Hamas di Lebanon selatan. Serangan itu merupakan tanggapan atas rentetan 34 roket yang ditembakkan ke Israel utara oleh militan di Lebanon pada hari sebelumnya.
[Bil]