MANAberita.com — PERISTIWA pembakaran rumah di Jalan Prapatan Dalam, RT 5 Nomor 11, Kelurahan Telaga Sari, Balikpapan Kota, hingga membuat dua penghuni rumahnya tewas, yang dilakukan oleh Hasto Purnomo alias Ipong (47) tak sedikit pun membuatnya sedih.
Saat ditemui Balikpapan Pos di Mapolres Balikpapan pada Senin (3/12), dia malah mengaku puas telah menghabisi nyawa kakak kandung dan keponakannya sendiri.
“Nggak ada nyesel. Karena saya sakitnya hatinya sudah terlalu, mulai tahun 2003 sampai sekarang, apa pun yang terjadi,” akunya.
Ipong mengaku selama ini dijauhi oleh saudara-saudaranya. Selain itu, dirinya merasa tidak dipedulikan dan kerap mendapat tanggapan yang buruk dari saudara-saudaranya. “Kakak ipar sama perempuan yang terbakar (kakak kandung tersangka, Red) itu provokator. Jadi apa pun yang dibilang, semua jelek ke saya dan memengaruhi ke seluruhnya,” selorohnya dengan nada penuh dendam.
Tanpa rasa bersalah, duda anak dua ini membeberkan detik-detik rencana jahat menghabisi nyawa keluarga kandungnya sendiri. Puncaknya ketika dia hendak meminjam sepeda motor, tetapi tidak diperbolehkan.
“Awalnya saya mau pinjam motor tapi nggak dikasih pinjam sampai jam 1 malam, padahal udah nggak dipakai. Saya mau pinjam lagi tapi nggak dikasih,” cetusnya.
Padahal, dia meminjam motor hanya untuk bermain internet di kawasan Taman Bekapai. Karena dia merasa jaringan internet di handphone-nya kurang bagus saat bermain di rumah. Tak diberi pinjaman sepeda motor itulah yang menjadi puncak kekesalannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 Wita, rasa kesal dalam jiwa masih ada dan semakin membara hingga akhirnya kesabarannya habis. Tersangka bergegas mengambil enam botol bensin yang ditaruh di dalam kamarnya. “Saya ambil botol, isinya bensin, lalu saya buka botolnya terus kubakar bambu buat penyulutnya. Saya lempar aja dan api langsung nyambar, saya juga hampir kena api,” terangnya.
Usai membakar, Ipong lalu keluar rumah dan terjadi perkelahian dengan kakak ipar dibantu tetangganya. “Saya bilang pukuli aja saya, nggak bakal terasa. Pukul aja yang penting dia udah terbakar,” cetusnya.
Dia juga menyangkal bahwa kekesalannya lantaran hak waris. “Nggak ada. Saya nggak rebutin hak waris, memang mereka aja yang biasa buat-buat provokator,” kilahnya.
Terkait bensin yang ada di dalam kamarnya itu, diakui bahwa dia memang mempersiapkan bensin untuk keperluan mengisi sepeda motor milik iparnya yang dipinjam. Tetapi, bensin tersebut akhirnya digunakan pelaku untuk membakar saudara kandung dan keponakannya.
Kembali ditanya apakah menyesal melakukan pembakaran itu, Ipong tetap bilang tak menyesal. “Saya tidak menyesal, apa pun yang terjadi,” jawabnya. (Alz)
(Sumber: Prokal)