MANAberita.com — DEMI cinta, seorang remaja di Malaysia berani melakukan berbagai hal untuk menyenangkan sang kekasih. Termasuk di antaranya melakukan pengorbanan di luar kemampuannya.
Bagaimana tidak, remaja berusia 17 tahun ini meminjam uang Rp 41 juta dari 7 rentenir untuk membiayai kekasihnya yang ingin memiliki sepeda motor. Berdasarkan catatan asosiasi konsumen, Malaysian Muslim Consumer Association (PPIM), remaja ini merupakan yang termuda yang terjerat utang dengan rentenir.
Sebagaimana dilansir Harian Metro, Selasa (26/03), utang dari 7 rentenir ini digunakannya untuk membayar uang muka serta angusan sepeda motor kekasihnya. Uang itu juga digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari sang kekasih.
Pinjaman dimulai sejak lima bulan lalu, setelah sekitar satu tahun keduanya menjalin hubungan asmara.
Jeratan rentenir tentu berada di luar kemampuannya lantaran ia sendiri hanya bekerja sebagai pelayan toko serba ada yang tak cukup untuk menutupi angsuran yang harus dibayarkan tiap bulannya.
“Dia minta uang karena ingin membeli motor. Tanpa pikir lagi saya kemudian membuat pinjaman untuk membantu membayar angsuran bulanan,” ungkapnya.
Saat membuat laporan kepada petugas Banteras Ceti Haram (PPIM) remaja yang tak disebutkan identitasnya ini mengakui bahwa semua itu ia lakukan karena sayang. Mereka juga memiliki rencana untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
“Gaji saya sebagai pembantu di kedai tidak seberapa,” katanya kepada petugas PPIM, Azman Kang.
Dalam kurun waktu beberapa bulan, dia membuat tambahan pinjaman ke rentenir lainnya. Terus-menerus hingga total 7 rentenir dengan jumlah pinjaman seluruhnya sebesar Rp 41 juta.
“Keluarga menyarankan agar saya melapor ke PPIM, supaya ada kesepakatan dengan pacar saya. Tapi dia malah tidak merespon sama sekali,” tambahnya.
Sementara itu, Azman Kang mengatakan bahwa pihaknya mencoba melakukan klarifikasi kepada lelaki yang dimaksud untuk mencarikan jalan keluarnya. Tapi hingga saat ini belum ada solusi bagi keduanya.
Masalahnya pinjaman itu dibuat atas nama remaja perempuan yang menyebabkannya bertanggung jawab sepenuhnya atas pinjaman-pinjaman itu.
“Berdasarkan catatan kami dia adalah peminjam termuda, karena sebelumnya yang termuda berusia 20 tahun. Pada usia semuda itu, dia tidak dapat berfikir logis untuk mempertimbangkan baik dan buruknya,” tambahnya. (Ila)