Kasir Minimarket di Palembang Dibunuh Oknum TNI: “Daripada Jatuh ke Tangan Pria Lain, Lebih Baik Kubunuh”

  • Sabtu, 11 Mei 2019 - 19:27 WIB
  • Kriminal
Vera dan Deri

 

Vera dan Deri

MANAberita.com – CEMBURUAN dan tempramental, itulah perangai Deri, pria yang diduga pembunuh dan pemutilasi Vera Oktaria.

Deri dan korban sudah empat tahun pacaran. Sejak Vera duduk di bangku SMP.

Ibu korban, Suhartini (50), di kediamannya Jalan KH Azhari, Lorong Indah Karya No 116 Kelurahan Tangga Takat SU II Palembang, menyebutkan, putri bungsunya dari empat bersaudara itu, kerap curhat tentang perangai Deri, sang pacar.

“Mereka pacaran sejak SMP tapi kalo dak salah dak lama ini mereka dah putus,” ujarnya, mengutip Rakyatku.

Menurut Suhartini, sebelum hilang, Vera pernah curhat samanya tentang hubungan Vera dan sang pacar.

Menurut Suhartini, Vera pernah ngomong ke temannya, Deri sempat mengancam bahwa lebih baik Vera tewas di tangannya daripada pacaran dengan orang lain.

“Daripada dia jatuh ke cowok lain lebih baik kubunuh, itu diomonginyo ke kawan-kawan Vera,” jelasnya.

Diketahui Deri ini tinggalnya tidak jauh dari rumah Vera tapi beda lorong. Deri tinggal di Lorong Taman Bacaan RT 6 RW 03.

Deri ini merupakan anggota TNI yang baru dilantik di Baturaja.

Baca Juga:
Terjaring Razia di Hotel, Mahasiswi: Saya Berzina, Memangnya Kenapa?

Sebelumnya, Jumat (10/05), sesosok mayat wanita bugil ditemukan di kamar 06, Penginapan Sahabat Mulia, Jalan Hindoli, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Jasadnya sudah membusuk. Nurdin, anak pemilik penginapan sudah mencium bau busuk itu sejak Kamis, 9 Mei 2019. Namun saat akan membuka kamar, pintu terkunci.

Keesokan harinya, Jumat, 10 Mei 2019, bau semakin menyengat. Saat itulah, Nurdin melapor ke polisi. Benar saja saat dibuka, ada mayat wanita di atas kasur. Tangannya sudah dimutilasi.

Menurut Nurdin, sebelumnya, seorang pria dan wanita yang diperkirakan korban, datang ke kamar 06 itu. Pria check in atas nama Doni. Diduga, pria itulah pembunuhnya.

Baca Juga:
Dipergoki Pemilik Saat Beraksi, Maling Motor di Pasuruan: Hallo, Pak!

Di TKP, polisi juga menemukan 2 koper. Letaknya di dekat jasad korban yang sebagian sudah dimutilasi. Polisi menduga, korban awalnya hendak dimasukkan ke dalam koper dan dibuang. Namun, skenario itu urung dilakukan.

“Kita tidak tahu ya, cuma saat ditemukan ada koper di atas kasur. Saya lihat begitu (dimutilasi dan ada rencana dimasukkan dalam koper). Tapi kami pun masih terus kumpulkan saksi-saksi,” terang Kapolres Musi Banyuasin, AKBP Andes Purwati di RS Bhayangkara, Sabtu (11/5/2019), sebagaimana dilansir dari Detikcom.

Andes menduga, kedua koper itu sengaja dibeli oleh pelaku, sebelum pembunuhan. Bahkan dari beberapa saksi menyebut di penginapan itu sempat melihat si pelaku datang bersama korban dan membawa 2 koper.

“Ada saksi melihat (datang bawa koper). Semua masih diperiksa karena di lokasi tidak ada CCTV, koper berwarna hitam 2 buah berukuran sedang,” imbuh Andes.

Baca Juga:
Usul Biaya Haji 2022 Rp 45 Juta, Menteri Agama: Keseimbangan Antara Beban Dengan Keberlangsungan Jemaah

Diduga, karena skenario koper tidak jadi, maka pelaku memilih alternatif kedua, menghilangkan jejak dengan cara membakar jasad korban.

Minyak tanah sudah disiramkan di lantai. Dia lalu membakar obat nyamuk, dan di ujung dipasang pentol korek. Diduga obat nyamuk ini pemicu atau semacam timer untuk kebakaran. Namun, obat nyamuk itu padam pas di tengah.

“Kami menemukan minyak tanah, korek, obat nyamuk dan pentol korek di dalam kamar. Kami menduga mayat ini mau dibakar juga,” kata Direktur Dit Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Yustan Alviani.

“Obat nyamuk memang modusnya untuk timer, untuk membakar korban, tapi tidak sempat terbakar. Jadi nanti obat nyamuk terbakar dan kena pentol korek. Tapi pas di tengah obat nyamuknya mati,” pungkas Yustan. (Ila)

Komentar

Terbaru