MANAberita.com — NAGITA Slavina harus ekstra bersabar dalam menghadapi Rafathar yang tengah aktif-aktifnya. Bahkan, si ganteng ini sudah bisa memaksa sang mama jika minta dibelikan sesuatu.
Seperti saat berada di salah satu pusat perbelanjaan, anak tunggal dari Nagita dan Raffi ini justru ‘mengamuk’ minta dibelikan mainan.
Meskipun memiliki banyak yang Nagita ternyata tak menuruti kemauan anaknya begitu saja. Ia bahkan berkilah bahwa sedang tak memiliki uang.
“Kan mamah punya kartu,” jawab Rafathar pada Nagita setelah mendengar ibunya tak memiliki uang, dilansir dari Nakita.
“Kartunya belum ada uangnya, aduh bahaya ini,” jawab Nagita tergelitik dan tersenyum menahan tawa.
Sampai di booth mainan yang diinginkan, Rafathar makin merengek dan bahkan menarik-narik tangan Nagita supaya keinginannya dituruti.
“Nanti kan kita mau main. Kalo beli mainan, kita gak main ya? Awas ya kalau main ya!” kata Nagita sambil memberi pengertian ke Rafathar yang sedari tadi merengek.
Namun Rafathar tetap ngotot meminta untuk dibelikan mainan sambil menarik tangan Nagita. Melihat anaknya terus meminta dan merengek, Nagita mengingatkan, “Kan udah punya semua.”
Tak disangka, lagi-lagi Rafathar memberi jawaban di luar perkiraan. Ia mengatakan bahwa mainannya di rumah akan diberikan ke anak yatim saja.
Meski dirayu dan juga mendengar anaknya menangis, Nagita tetap tak menuruti kemauan anaknya.
“Mamah belum beli apa-apa. Nanti dulu kalau mamah udah beli, kalau uangnya cukup, mamah beliin. Sekarang kan mamah banyak keperluan,” tutupnya.
Nagita tetap tak memperdulikan tangisan anaknya yang rewel minta dibelikan mainan.
Apakah cara tersebut baik untuk mendidik anak? Ternyata benar!
Terlalu memanjakan anak dan bahkan menuruti keinginan yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan anak akan membuatnya selalu ingin dituruti.
Makin lama, anak akan berpikir bahwa orangtuanya selalu menuruti keinginannya sehingga ia bisa kapan saja dan di mana saja meminta dituruti keinginannya baik mainan ataupun hal-hal lain.
Di tengah-tengah berbelanja, akhirnya Rafathar dibelikan topeng biasa. Bukan mainan mahal seperti yang ia inginkan.
Tak selalu menuruti keinginan anak tampaknya sikap yang dipelajari Nagita dari ibunya.
Terbukti, saat Rieta Amilia mengetahui Rafathar akhirnya dibelikan mainan, Rieta bertanya, “Mahal nggak tuh?”
“Dia mah kalo mainan nggak pernah beli mahal, dia beneran nggak pernah beli mainan mahal,” jawab Nagita.’
“Nah kan, besok-besok boleh beli lagi tuh,” sindir Rieta pada Nagita.
Meski begitu, usaha awal yang dilakukan Nagita tergolong baik. Walaupun ia sadar pasti bisa membelikan karena memiliki uang berlebih, tapi ia tak ingin selalu memanjakan anaknya. (Dil)