Saphira Indah Meninggal Saat Hamil, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Wanita Meninggal Karena Melahirkan

  • Jum'at, 01 Februari 2019 - 12:22 WIB
  • Selebriti
Almarhumah Saphira Indah
Almarhumah Saphira Indah

MANAberita.com – SAPHIRA Indah meninggal saat hamil, simak ceramah Ustadz Abdul Somad tentang wanita yang meninggal karena melahirkan.

Kamis (31/01) artis peran Saphira indah meninggal dunia di saat dirinya tengah mengandung 6 bulan.

Masih berkaitan dengan ibu hamil, bagaimana kah penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang wanita yang meninggal di saat melahirkan bayinya?

Melansir kanal Youtube Dakwah Singkat Padat yang yang tayang pada 15 Januari 2018, Ustadz Abdul Somad pernah mendapatkan pertanyaan dari jamaah tentang ibu yang meninggal karena melahirkan.

Jamaah itu juga menyebutkan saat ini melahirkan secara sesar merupakan hal yang lumrah, lalu bagaimana tentang ibu yang meninggal saat melahirkan tidak dengan cara normal (cara sesar).

Apakah sang ibu juga akan dijanjikan surga karena meninggal di saat melahirkan?

Baca Juga:
Anaknya Demam, Inul Daratista Langsung Terbang ke Singapura Buat Belikan Mainan

Lalu Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan jika kondisi si ibu saat akan melahirkan memang tak bisa lagi dengan cara normal, dan diharuskan melahirkan secara sesar kemudian si ibu meninggal maka bisa dinyatakan sebagai mati syahid.

“Kalau sudah dibilang dokter nggak ada cara lain selain sesar, satu hari satu malam tebalik-balik (berjuang melahirkan) lalu dia meninggal dunia, maka dia mati syahid,” jelas Ustadz Abdul Somad.

“Yang tak boleh itu saat si ibu merasa sakit sedikit, sesar. Melahirkan anak orang dulu bersimbah darah sekarang enggak,macam buang ingus aja,” paparnya.

Lebih lanjut, Ustadz Abdul Somad menyebutkan jika seorang wanita tidak merasakan sakitnya saat melahirkan maka hubungan emosional antara ibu dan anak juga takkan bisa erat.

“Ibu kalau melahirkan tak sakit, kurang dia kasih sayang (pada anak).Hubungan emosional dengan anak juga kurang,” jelas UAS.

Baca Juga:
Innalillahi… Ibu ini Meninggal Dunia Saat Ikut Lomba Rebana

Ustadz Abdul Somad kemudian menceritakan pengalamannya saat mendapatkan kiriman foto dari seseorang tentang ibu dan anak.

“Saya tadi baru dikirimi orang foto, orang sedang nunggu pesawat diletakkannya anaknya di bawahnya, dia asyik main hp.Kenapa? tak ada rasa kasih sayang,” cerita Ustadz Abdul Somad.

“Kasih sayang datang karena bentuk perjuangan,” lanjutnya.

Ustadz Abdul Somad lagi-lagi memberikan perumpamaan tentang seseorang yang berjuang dan tidak untuk mendapatkan suatu barang.

Orang yang benar-benar berjuang mendapatkan barang impiannya pasti akan menjaga dan merawatnya saat ia sudah berhasil mendapatkan barang tersebut.

Baca Juga:
Gara-Gara Eyelash Extensions, Bulu Mata Gadis Asal Malaysia ini Rontok Permanen

“Anak orang kaya, mobil tak dicuci ditabrak-tabrakkannya, kenapa ? dia tak berjuang mendapatkannya,” kata UAS.

“Tapi anak orang susah, bukan main belum dia mandi, udah dimandikannya mobil itu duluan. Kenapa bapak sayang betul?

Ini perjuangan saya. lima tahun tak bayar zakat demi ini,” tambah Ustadz Abdul Somad.

Sementara itu, bagaimana cara memperlakukan jenazah bayi yang meninggal dalam kandungan ibunya?

Dari kanal Youtube Kun Ma Alloh yang tayang pada 23 November 2017 silam, Ustad Abdul Somad juga pernah mendapatkan pertanyaan tentang anak yang meninggal saat di dalam kandungan ibunya.

Baca Juga:
Pasukan Israel Membunuh Remaja Palestina Dalam Serangan di Kamp Jenin, Kenapa?

Apakah si anak wajib dimandikan?

Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan langkah yang harus dilakukan pada jenazah tersebut tergantung bagaimana kondisinya.

Jika jenazah si bayi sudah berbentuk manusia, Perlakuan apakah ia harus dimandikan atau tidak tergantung Mazhab yang dianut.

“Tengok dulu gugurnya, kalau dia berbentuk (bukan darah), maka menurut Mazhab Hambali dimandikan macam jenazah orang dewasa. tapi kalau menurut Mazhab Syafi’i tidak dimandikan. Jadi pilih pakai mazhab mana,” terang UAS.

“Dalam Mazhab Hambali, perlakuannya harus lebih hati-hati. Karena dia sudah berbentuk (bukan darah) dimandikan, dibersihkan. Jika umurnya hanya 80 hari, masih dalam bentuk darah, dia hanya darah fasid. maka dikuburkan seperti biasa saja. Tak ada mandi, kafan dan segalanya,” tutup Ustadz Abdul Somad. (Ila)

Komentar

Terbaru