Ilustrasi
MANAberita.com – SKIZOFRENIA termasuk salah satu gangguan mental pada seseorang yang saat ini cukup banyak ditemui.
Menurut pihak medis, skizofrenia merupakan salah satu gejala dari psikosis.
Pengidap skizofrenia biasanya mengalami halusinasi, delusi, berpikir kacau, dan perubahan perilaku.
Selain itu, si penderita akan kesulitan membedakan antara dunia nyata dengan pikirannya sendiri.
Menurut World Health Organization, ada lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia.
Kematian di usia muda pada penderitanya juga berisiko 2-3 kali lebih tinggi.
Adapun gejala umum skizofrenia diawali dengan:
Mengasingkan diri dari orang lain
Mudah marah dan depresi berat
Pola tidur berubah
Kurang konsentrasi dan motivasi
Kesulitan mengerjakan tugas ringan
Jenis Gangguan Mental Skizofrenia
Pada umunya mereka yang mengalami skizofrenia akan mendengar suara-suara aneh yang sebenarnya tidak ada.
Gangguan mental skizofrenia ini ada beberapa jenis dan gejala yang ditimbulkan tidak sama.
Selengkapnya, simak ulasan berikut tentang jenis gangguan mental skizofrenia:
- Skizofrenia Paranoid
Jenis skizofrenia pertama adalah skizofrenia paranoid, ditandai dengan delusi dan halusinasi pendengaran.
Penderita skizofrenia seringkali merasa diawasi, mudah benci, marah hingga gelisah berlebihan.
Namun, penderita skizofrenia paranoid memiliki daya intelektual dan ekspresi yang tergolong normal.
- Skizofrenia Katatoni
Orang yang mengidap skizofrenia katatonik akan menunjukkan dua gejala berbeda.
Tipe pertama, cenderung tidak bergerak dan tidak mau bicara. Sebaliknya tipe kedua, justru sangat hiperaktif.
Bahkan, di beberapa kondisi, mereka senang mengulang perkataan orang lain.
- Residual & Undifferentiated Schizophrenia
Seseorang dengan gangguan mental skizofrenia ini menunjukkan gejala delusi, halusinasi, dan perilaku/ucapan tidak teratur.
Pengidap skizofrenia residual dan undifferentiated ini juga memiliki cara pandang yang sulit dijelaskan.
Catatan:
Untuk diketahui, penderita skizofrenia tidak dapat disembuhkan secara total.
Namun, untuk mengurangi risiko kambuh, dokter biasanya akan memberikan obat antipsikotik.
Obat antipsikotik berguna untuk mengendalikan gejala yang ditimbulkan agar otak tetap seimbang. (Ila)
(Sumber: Indozone)