MANAberita.com — NAMA aktor tampan berwajah oriental, Roger Danuarta beberapa waktu lalu sempat menuai sorotan publik usai keputusannya berpindah keyakinan dari seorang nasrani menjadi mualaf.
Melansir Nova dari TribunJogja, Roger Danuarta diketahui mengucapkan dua kalimat syahadat didampingi Ustaz Insan Mokoginta di Bekasi, Jawa Barat pada Senin (29/10) lalu.
Sempat simpang siur, Roger Danuarta akhirnya klarifikasi alasannya menjadi mualaf usai mendapat restu dari sang ibunda tercinta.
Kabar Roger Danuarta mualaf juga telah mendapatkan konfirmasi resmi dari Ketua Mualaf Center Yogyakarta, Amru, jika mantan kekasih Sheila Marcia ini tidak mendapatkan paksaan saat memutuskan berpindah keyakinan.
Melansir dari Youtube Channel Cinta Quran TV, begini perjalanan panjang hingga alasan Roger Danuarta memutuskan mualaf.
“Kalau yang saya rasakan saya ada keinginan untuk pindah menjadi seorang muslim itu sebenarnya sudah lama. Tapi, berhubung saya berasal dari keluarga yang non-muslim, pastinya saya mempunyai orang tua, saya butuh izin dari orang tua yang sudah membesarkan saya, dan.. enggak langsung aja sih, enggak langsung dikasih izin,” cerita Roger Danuarta.
“Tapi syukur alhamdulillah, orang tua juga ingin melihat apakah saya serius? Orang tua juga bertanya ‘Apakah sudah bisa Iqro, apakah sudah mulai membaca Al Quran?’ orang tua saya sangat mendukung sekali. Dan, itu merupakan kenangan terindah, terakhir ya, dari almarhumah ibu saya,” imbuhnya.
Menjawab alasannya hingga berpindah keyakinan, Roger Danuarta mengaku tersentuh dengan cara hidup dari seorang muslim dengan nada bergetar dan terbata-bata.
“Dan untuk menjawab pertanyaan kenapa saya ingin menjadi seorang muslim? Mungkin kalau misalkan saya melihat dari teman-teman terdekat saya, teman kerja sehari-hari..”
“Cara hidup seorang muslim, hati saya menjadi sangat tersentuh sekali. Saya ikut merasakan damainya untuk sholat, ketenangan yang diberikan kepada diri saya, dan itu membuat saya semakin jatuh cinta untuk menjadi seorang muslim yang baik,” pungkas Roger Danuarta dengan berkaca-kaca.
Tentu saja, restu sang ibunda yang mengizinkan dirinya sebagai mualaf menjadi kenangan paling indah sebelum mendiang sang ibunda meninggal dunia. (Dil)