MANAberita.com — JELANG 40 hari tewasnya Vera Oktaria, Tim Khusus Kodam II/Sriwijaya berhasil menangkap tersangka pembunuhnya yaitu Prada Deri Pramana (DP). DP dibekuk di sebuah padepokan di wilayah Serang, Provinsi Banten, Kamis (13/06) malam.
Mengutip Fornews, Jumat (14/06) pagi, Kodam II/Sriwijaya menggelar konferensi pers di markas Pomdam II/Sriwijaya dengan menghadirkan tersangka DP. Adapun pejabat Kodam yang hadir memberikan keterangan adalah Kapendam II/Sriwijaya Kol Inf Djohan Darmawan, Komandan Pomdam II/Sriwijaya Kolonel CPM Donald Siagian, dan Asintel Kodam II/Sriwijaya Kolonel Inf Sapta Feryansya.
Menurut Kapendam, keberadaan tersangka di Padepokan Monghiang diketahui berkat komunikasi intensif dengan keluarga tersangka. “Dengan menyebar anggota intelejen dan melakukan komunikasi dengan bibinya (DP), yang bersangkutan akhirnya tertangkap 13 Juni 2019,” ujarnya.
Lalu Kapendam menerangkan kronologi pembunuhan terhadap Vera Oktaria berdasarkan hasil interogasi kepada Deri. Kejadian nahas itu berawal dari pertengkaran antara keduanya yang telah menjalin kasih sejak bangku SMA ini. Sejak check in di Penginapan Sahabat Mulya, Sungai Lilin, Selasa (07/05) malam, korban Vera dan tersangka Deri terlibat cekcok. Penyebabnya Vera meminta kepada kekasihnya itu untuk menikahinya secara sah karena sudah lama berpacaran. Tapi Deri menjawab belum siap karena dirinya masih dalam masa ikatan dinas TNI.
“Sebelum terjadi pembunuhan menurut pengakuan tersangka, mereka sempat melakukan hubungan seksual. Selanjutnya korban sempat mengaku hamil walau belum ditemukan bukti. Dalam hal ini prosesnya singkat, mungkin kalut dan tidak siap akan keinginan korban, lalu Deri membekap korban hingga meninggal dunia,” terang Kapendam.
Mengetahui korban tewas, lanjut Kapendam, Deri sempat panik luar biasa sehingga berpikir untuk menghilangkan jejak dengan berupaya melakukan mutilasi mayat korban menggunakan gergaji dan berencana memasukkannya ke koper yang dibeli. Tapi karena terlalu panik takut ketahuan, tersangka tidak sempat melakukan hal tersebut, sehingga mayat korban, koper dan sepeda motor milik korban ditinggalkan begitu saja.
Diperkirakan pada Rabu (08/05) malam, Deri melarikan diri dengan menaiki bus menuju ke daerah Lampung. Saat itu mungkin karena sadar akan kesalahan yang telah dilakukannya, Deri sempat berkomunikasi dan mengutarakan isi hatinya dengan penumpang di sebelahnya untuk belajar agama.
Dari penumpang yang tidak mengetahui dia adalah seorang pembunuh itulah, akhirnya Deri diarahkan untuk menimba ilmu ke Padepokan Monghiam. Pimpinan Padepokan H Sar’i yang juga tidak mengetahui bahwa Deri adalah seorang tersangka yang sedang dicari menerimanya dengan baik.
“Deri tiba di padepokan 10 Mei 2019 hingga 13 Juni kemarin. Saat ditangkap tidak ada perlawanan. Sekitar pukul 04.00 WIB, kita seberangkan Deri dari Banten ke Palembang,” jelas Kapendam.
Sementara itu, Prada Deri Pramana yang dihadirkan pada konferensi pers tak menjawab sepatah kata pun pertanyaan yang dilontarkan wartawan. Deri hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya. (Ila)