MANAberita.com — “BAU ikan asin!”
“Hanya tahan 15 menit saking baunya!”
“Sampai harus dikeruk dengan sendok dan ditemukan putih-putih seperti nasi di dalamnya..”
Akhir-akhir ini media sedang dihebohkan dengan headline ikan asin karena cekcok mantan pasangan public figure Ginanjar Galih dan Fairuz A Rafiq. Dibalik pernyataan-pernyataan Galih Ginanjar yang berbau seksis tersebut, timbul pertanyaan, apakah memang vagina bisa berbau ikan asin secara kesehatan?
“Sebenarnya baik penis maupun vagina bisa mengeluarkan bau lebih tajam jika tidak dibersihkan dengan benar,” demikian penjelasan dr. Adiyana Esti dari Klinik Angsamerah, mengutip paprikaliving.com
Namun, bila dikatakan mengobati keputihan dilakukan dengan cara mengeruk dengan sendok, dr. Adiyana Esti dengan tegas mengatakan hal tersebut tidak benar. Yang benar adalah dilakukan pemeriksaan dan diobati sesuai dengan penyebabnya.
Sejatinya vagina adalah area yang lembap dan tertutup. Di dalamnya hidup berbagai macam kuman normal yang saling menyeimbangkan. Kuman yang memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan di area vagina adalah Lactobacillus.
Kuman ini adalah bakteri yang menghasilkan asam agar kuman yang tidak baik, mati. Bakteri ini mirip dengan bakteri yang membuat susu menjadi asam. Jadi jika vagina memiliki aroma seperti susu asam, ini hal normal.
Kadar keasaman vagina adalah 3,8 – 4,5. Bila kadar keasaman vagina naik melewati 4,5, maka Lactobacillus tersebut mudah mati. Bila bakteri ini mati, maka bakteri jahat akan berkembang. Hal inilah yang menyebabkan munculnya keputihan yang disebut Bacterial Vaginosis.
Tidak Perlu Macam-macam Dalam Perawatan Vagina
Ketika kondisi ini terjadi, vagina akan mengeluarkan berbau tidak sedap. Selain itu ada juga parasit yang menyebabkan vagina berbau amis yaitu Trichomonas.
Untuk mengobati keputihan dan bau pada vagina, sebelumnya perlu dilakukan pemeriksaan analisa cairan vagina untuk mencari penyebabnya.
Perawatan vagina yang baik adalah dengan tidak menggunakan sabun apapun, cukup air hangat untuk membersihkan area vagina karena akan membunuh kuman normal. Basuh dengan air biasa dan keringkan area sekitar vagina.
Gunakan pakaian yang menyerap keringat. Sering berganti pakaian dalam dan pembalut saat haid. Tidak disarankan menggunakan panty liner karena akan menjadi media pertumbuhan kuman. Bila terpaksa harus menggunakan panty liner, ganti setiap 3 jam sekali. (Ila)