MANAberita.com — BUKAN Lucinta Luna namanya jika tidak menghebohkan media. Isu bahwa Lucinta transgender bahkan dipercaya oleh hampir seluruh masyarakat Tanah Air. Tidak heran jika Lucinta kerap mendapatkan hujatan lantaran menutupi gender aslinya.
Lucinta bahkan sempat tidak diperbolehkan untuk tampil di layar kaca lantaran isu transgender yang melekat di namanya. Namun, secara mengejutkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ternyata sudah memberikan izin Lucinta untuk menjadi bintang tamu program-program televisi. Tak heran jika beberapa orang langsung merasa kecewa dengan keputusan KPI.
Melansir kanal247, Yuliandre Darwis selaku komisioner dari KPI pun memberikan konfirmasi mengenai masalah Lucinta itu. Yuliandre melalui video yang dibagikan oleh Deddy Corbuzier pada Selasa (20/08) menerangkan jika sebenarnya KPI sangat peduli masalah LGBT.
Yuliandre secara tersirat mengungkapkan bahwa KPI tidak bisa menutup ruang publik seseorang yang memutuskan untuk menjadi transgender. Sehingga, yang bisa dilakukan adalah melarang seseorang untuk menceritakan tentang transgendernya itu.
KPI akan melarang untuk para laki-laki yang berpakaian bak perempuan di layar kaca secara disengaja. Hal ini menjawab masalah program “Brownis” yang beberapa waktu lalu mendapatkan teguran dari KPI. Publik heboh lantaran menganggap Lucinta adalah biang kerok namun sebenarnya yang dipermasalahkan adalah Wendi Cagur. Pada siaran itu, Wendy memang diketahui memakai pakaian seperti wanita.
“KPI sangat concern dengan masalah LGBT ya, yang tidak boleh adalah menceritakan transgendernya. Kecuali dia memang ada perilaku (seperti perempuan) yang begitu kita bisa ngasih ruang untuk itu,” jelas Yuliandre.
“Kecuali lo paksa kemudian jadi role model, itu yang jadi catatan khusus dari KPI.”
Yuliandre bahkan mengungkapkan saat ini pertelevisian Indonesia tidak terlalu parah masalah isu-isu transgender atau laki-laki yang dipaksa menggunakan pakaian perempuan. KPI juga mengungkapkan bahwa berpakaian ala perempuan diperbolehkan selama menunjukkan seni. Misalnya saja Hudson yang dikenal menjadi penyanyi 2 suara.
“Saat ini saya pikir nggak seekstrem 5-6 tahun lalu,” terang Yuliandre. “Hudson nggak masalah, itu apresiasi seni. Jadi harus dibedakan mana peran seninya,” tambahnya. (Dil)