Temuan Baru China, Virus Baru Bukan Varian Covid-19

MANAberita.com – PENELITI China menemukan virus baru Neoromicia Capensis atau dikenal sebagai Neocov. Para ilmuwan pertama kali menemukan Neocov di antara kelelawar yang hidup di Afrika Selatan.

Melansir CNN Indonesia, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa Neocov bukanlah merupakan varian baru coronavirus diseases (covid-19) yang menyebabkan pandemi. Virus ini justru merupakan kerabat dekat dari virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Sebagai informasi, MERS merupakan virus yang merebak di Arab Saudi pada 2012. Virus ini menyebabkan demam, batuk, hingga gangguan pernapasan.

Menurut laporan Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat (CDC US) menyatakan bahwa 3 atau 4 dari 10 pasien MERS dilaporkan meninggal dunia.

Baca Juga:
Bukan Karena Oplas, Wajah Wanita Ini Tiba-Tiba Membesar Usai Pakai Pewarna Rambut

The Gamaleya Research Institute of Epidemiology Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan penemuan Neocov merupakan bentuk mutasi alamiah yang terjadi pada sebuah virus.

Mutasi sebuah virus akan bergantung pada seberapa besar jumlah orang yang terdeteksi virus itu pada sebuah komunitas masyarakat tertentu.

“Mutasi akan terjadi secara konstan. Dalam sebuah wilayah dimana terjadi 100 ribu kasus setiap bulannya, maka akan selalu ada varian yang terdeteksi. Namun, apabila kasus penularannya hanya 2.000-4.000, maka kita tidak akan pernah menemukan varian baru,” ungkap ahli dikutip dari Tass, Minggu (30/1).

Baca Juga:
Agar Bisa Cerai Dengan Istri, Pria di Mojokerto Bawa Kabur Gadis 13 Tahun

Sebetulnya, komunitas peneliti pernah menemukan Neocov pada sebuah studi yang dilakukan di wilayah utara dan tenggara Afrika Selatan pada 2017 silam. Namun, Neocov saat itu hanya menjangkit mamalia dengan genus Neorimicia.

Tidak hanya Afrika Selatan, peneliti tersebut juga menemukan Neocov di beberapa negara di Afrika seperti Uganda.

[SAS]

Komentar

Terbaru