Inilah Bahaya Menggunakan Pengering Tangan Setelah dari Toilet

  • Minggu, 12 Januari 2020 - 02:15 WIB
  • Healthy
Alat pengering tangan

 

Alat pengering tangan

MANAberita.com — SETELAH menggunakan toilet, langkah yang wajib kita lakukan adalah mencuci tangan hingga bersih kemudian mengeringkan tangan. Umumnya, di dalam toilet terdapat pengering tangan (hand dryer) dan tisu toilet.

Namun, kebanyakan orang biasanya akan memilih menggunakan pengering tangan.

Pasalnya, alat tersebut dianggap lebih praktis dan membuat tangan lebih cepat kering.

Namun, faktanya lebih cepat kering tidak selalu lebih bersih.

Di lingkungan yang rentan terhadap infeksi, seperti di rumah sakit, mencuci tangan dan mengeringkan tangan merupakan hal yang wajib dilakukan.

Mengeringkan tangan merupakan salah satu langkah paling penting dalam proses mencuci tangan.

Sayang, beberapa orang mungkin memilih untuk tidak mengeringkan tangannya setelah mencuci dengan sabun.

Baca Juga:
Inilah Tandanya Jika Kamu Tengah Mengandung Bayi Perempuan

Padahal, kulit yang basah ternyata bisa menyebarkan bakteri.

Oleh sebab itu, penting untuk mengeringkan tangan setelah mencuci tangan.

Lantas, manakah yang paling baik, pengering tangan atau tisu toilet?

Mesin pengering tangan seringkali dipilih banyak orang karena lebih praktis dan lebih cepat kering dibandingkan harus menggunakan berlembar-lembar tisu toilet.

Namun, alih-alih membersihkan tangan, penggunaan mesin pengering tangan nyatanya justru dapat meningkatkan penyebaran bakteri daripada penggunaan tisu toilet.

Baca Juga:
Daerah V Kamu Gelap? Cerahkan Dengan 7 Cara ini Yuk

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection, meminta para partisipan untuk mengeringkan tangannya setelah mencuci tangan menggunakan pengering tangan dan tisu toilet.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mark Wilcox dan para ahli dari University of Leeds ini menunjukkan mesin pengering tangan lebih tinggi menyebarkan bakteri dari tangan ke udara daripada tisu toilet.

Mesin pengering tangan menyimpan bakteri 27 kali lebih banyak dibandingkan tisu toilet.

Para peneliti juga menemukan bahwa bakteri masih dapat terdeteksi pada udara di sekitar mesin pengering tangan hingga 15 menit setelah digunakan.

Kemudian, dilihat dari cara kerjanya, mesin pengering tangan ternyata tidak hanya meniup dan menekan udara ke luar, melainkan juga mengisap udara.

Baca Juga:
Benarkah Bioglass Mampu Mengatasi Berbagai Macam Penyakit?

Ketika pengering tangan mengeluarkan udara, maka secara bersamaan udara-udara di sekitarnya akan terisap.

Itu artinya, alat tersebut akan menyedot bakteri yang bertebaran di dalam toilet, baik yang menempel di kulit tangan, dari tempat sampah, hingga bakteri yang terlempar jauh saat menyiram (flush) toilet.

Nah, jika orang-orang seringkali menggunakan pengering tangan untuk mengeringkan tangannya maka dapat berisiko terkontaminasi silang virus dan bakteri.

Sebuah hasil studi melaporkan bahwa pengering tangan membutuhkan waktu lebih lebih lama dibandingkan tisu toilet atau handuk untuk mengeringkan tangan, walaupun sebagian orang mungkin justru berpikir sebaliknya. Faktanya, tisu toilet lebih baik dalam mengeringkan tangan.

Menurut Mark Wilcox, tisu toilet dianggap lebih mudah menyerap air, menghilangkan bakteri yang mungkin menempel di tangan, dan justru dapat mengeringkan tangan lebih cepat.

Baca Juga:
Tangan Sering Mati Rasa? Jangan Sepelehkan! Bisa Jadi ini Penyebabnya

Selain itu, apabila dibuang dengan benar, risiko terkontaminasi silang virus dan bakteri dapat diminimalisir.

Jika ingin menggunakan pengering tangan setelah mencuci tangan, gunakan jenis mesin pengering tangan yang memiliki filter HEPA.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology, filter HEPA bisa membantu mengurangi jumlah bakteri yang disebarkan oleh pengering tangan.

Kendati demikian, filtrasi pada jenis pengering tangan tersebut tidak dapat menghilangkan bakteri sepenuhnya.

Para peneliti menyimpulkan bahwa pengering tangan filter HEPA hanya dapat mengurangi risiko paparan bakteri patogen. (Ila)

Komentar

Terbaru