Manaberita.com – SETIDAKNYA sembilan tentara Kolombia tewas dalam serangan di sebuah pangkalan militer di provinsi Norte de Santander. Pemerintah mengklaim bahwa pemberontak dari Tentara Pembebasan Nasional (ELN) menembakkan mortir rakitan ke pangkalan di kota El Carmen. Serangan itu terjadi saat pemerintah dan ELN terlibat dalam pembicaraan damai sebagai bagian dari rencana Presiden Gustavo Petro untuk membawa “perdamaian total” ke Kolombia. Pak Petro mengatakan pelaku “masih belum tenang”.
Dilansir BBC, Tujuh dari sembilan korban sedang menjalani wajib militer. Delapan tentara juga terluka dalam serangan itu. Pembicaraan damai telah berlangsung antara kedua belah pihak sejak November, tetapi sejauh ini tidak ada gencatan senjata bilateral yang disepakati. Daerah tempat terjadinya insiden tersebut berada di daerah yang dikenal sebagai kubu ELN.
Serangan paling mematikan sejak pembicaraan damai dilanjutkan setelah jeda tiga tahun, merupakan hambatan lain bagi tujuan Presiden Petro untuk membuat semua kelompok bersenjata ilegal Kolombia secara permanen meletakkan senjatanya. Pekan lalu, pemerintah menangguhkan gencatan senjata yang dicapai dengan kartel narkoba utama Kolombia, Klan Teluk. Petro adalah politisi kiri pertama yang terpilih sebagai presiden Kolombia.
Pendahulu sayap kanannya, Iván Duque, berhenti bernegosiasi dengan ELN setelah kelompok itu meledakkan bom mobil di akademi kepolisian di ibu kota Bogotá pada 2019. 22 orang tewas dalam ledakan itu. Petro telah mengumpulkan delegasi pemerintah dan penjamin yang berpartisipasi dalam pembicaraan damai untuk pertemuan pada hari Senin di mana mereka akan membahas masa depan proses perdamaian.
[Bil]